Korban Gempa Bertambah Jadi 105 Orang Meninggal
Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 7 SR di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), bertambah menjadi 105 dari sebelumnya 98 orang. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, evakuasi korban reruntuhan masih berlangsung dan kemungkinan masih bertambah.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNBP Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, berdasarkan proses pendataan hingga Selasa (7/8) siang, mayoritas korban terdapat di Kabupaten Lombok Utara. Sutopo mengatakan, jumlah total kobran meninggal tersebut juga termasuk korban yang terimpa bangunan Masjid di Desa Lading-Lading, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara.
Tim menemukan dua orang meninggal dan satu orang selamat di dalam puing-puing masjid. Selain itu juga ditemukan dua orang meninggal tertimpa bangunan Puskesmas dan dua orang meninggal di Gili Trawangan.
“Saat ini Tim SAR Gabungan juga melakukan penyisiran di tiga pulau Gili karena ada bangunan resort yang roboh. Kemungkinan ada korban tertimpa,” kata Sutopo dalam konferensi pers di Grha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (7/8).
Ia memerinci, korban meninggal di Lombok Utara mencapai 78 orang. Lombok Barat 16 orang, Kota Mataram 4 orang, Lombok Timur 3 orang, Lombok Tengah 2 orang, dan kota Denpasar 2 orang.
Adapun jumah korban luka-luka sejauh ini mencapai 236 orang. Sebanyak 63 orang di antaranya mengalami luka berat. “Kemungkinan masih ada beberapa korban yang tertimpa bangunan roboh. Baik itu masjid, Puskesmas hingga kantor pemerintahan. Sementara ini data korban meninggal seluruhnya adalah WNI,” ujar Sutopo.
Ia menjelaskan, strategi pencarian, penyelamatan, dan evakuasi korban dilakukan melalui pembagian lima titik wilayah operasi. Sektor pertama di Masjid Lading-Lading, Kecamatan Tanjung.
Sektor kedua di bangunan Puskesmas Tanjung. Sektor ketiga di Desa Supek, Muara Penjalin, Kecamatan Tanjung, diduga satu korban tertimbun. Sektor keempat di Masjid Bangsal, Kecamatan Bayangan.
Sutopo menduga masih ada korban tertimbun di bangunan tersebut. “Sektor terakhir di Pulau Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Masih terdapat warga lokal yang perlu dievakuasi,” ujarnya.