Krisis Mentalitas di Tubuh Real Madrid

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Awan gelap tepat mengepul di atas langit Santiago Bernabeu, gerbang krisis dirundung kecemasan terlihat dari raut wajah pemain Real Madrid. Penurunan performa, dan masalah pada mentalitas jadi penyebab merosotnya El Real musim ini.

Madrid kembali tenggelam untuk kali kedua di kompetisi domestik pada awal 2018 ini. Hasil tersebut juga memastikan jugador Zinedine Zidane kehilangan poin di kandang dua kali berturut-turut untuk pertama kalinya sejak bulan Mei 2009. Selain itu, ini adalah kemenangan pertama Villarreal di Bernabeu.

Alhasil, Si Putih harus rela tercecer di posisi keempat dengan mengantongi 32 poin dari 18 laga (satu laga tersimpan melawan Leganes). Pencapain itu merupakan hasil terburuk Los Blancos setelah sebelumnya sempat dirasakan para era kepelatihan Rafael Benitez.

Derita Madrid tak berhenti di sini, mereka berpotensi tertinggal 19 angka dari pemuncak klasemen Barcelona, sekaligus menambah catatan buruk sang juara bertahan di paruh pertama La Liga musim 2017/2018.

Surat kabar Spanyol, Marca, Ahad (14/1) melaporkan apabila sebelumnya rekor gelap pernah dicapai Madrid saat ditangani Jose Mourinho pada 2012/2013, kesebelasan ibu kota Spanyol mengumpulkan 18 poin di belakang rival abadinya, Barca.

Berbagai spekulasi pun muncul ke permukaan, bahkan Mirror, Kamis (11/1) mengabarkan apabila Madrid tengah mencari pengganti bagi Zidane dengan menunjuk pelatih timnas Jerman, Joachim Loew.

Kabarnya Presiden Florentino Perez sudah membuka komunikasi dengan Loew yang mengantongi sederet catatan cemerlang bersama Der Panzer.

Di sisi lain, Zidane mengungkapkan hasil buruk yang didapat timnya sejauh ini didasari oleh aspek mentalitas pemain yang melemah. "Mungkin aspek mental yang menghentikan kami untuk bisa menang. Bila kami dalam kondisi buruk selalu ada hal negatif yang muncul," ucap Zidane dilansir laman resmi klub, Ahad (14/1).

Entrenadorasal Prancis berdarah Aljazair menambahkan aspek tersebut berawal dari serangkaian kegagalan mereka merobek gawang lawan. "Kami menembak bola ke sasaran tapi tidak bisa mencetak gol, saat ada rebound kami tidak berada di ujung arah bola. Hal itu yang bisa membuat Anda sakit secara mental, kita perlu terus berjuang dan bekerja keras untuk mencari kemenangan berikutnya," sambung pria 45 tahun.

Zidane menegaskan apabila Madrid membutuhkan kemenangan untuk dapat mengangkat mentalitas tersebut, dan pembuktian awal mereka bisa terjadi pada tengah pekan saat berlaga di ajang Coppa del Rey melawan Leganes. "Saya harap tengah pekan atau akhir pekan mendatang kami bisa meraih kemenangan dan mampu mengubahnya."