Kurash, Seni Bela Diri Tua yang Jadi Cabang Olah Raga Baru di Asian Games 2018

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

ADA yang berbeda dalam daftar cabang olah raga bela diri Asian Games 2018. Terdapat olah raga bela diri baru yang berasal dari Asia Tengah, yaitu kurash. Kurash diresmikan menjadi cabang olah raga Asian Games berdasarkan keputusan rapat Koordinasi Komite Asian Games yang telah dilaksanakan pada 18 Agustus 2017 lalu.

Keputusan memasukkan kurash sebagai salah satu cabang olah raga diambil karena kurash adalah salah satu olah raga bela diri tertua yang ada di Asia. Kurash diperkirakan sudah ada sejak 3.500 tahun yang lalu.

Praktik kurash pada dasarnya tidak serumit bela diri pada umumnya. Pemain terdiri atas dua orang yang harus saling menyerang. Serangan hanya boleh dilancarkan ketika dua pemain berdiri. Terdapat tiga pokok penilaian yaitu halal, yambosh, dan chala.

Selama pertandingan, atlet diperkenankan menjatuhkan lawannya hanya saat berdiri dan dilarang menyerang jika lawan terjatuh. Eastroute menyebut, atlet kurash diperbolehkan membanting lawan dan menyerang bagian kaki. Atlet dilarang mencekik atau mematahkan bagian tubuh lawan, mengunci lengan, menendang, dan mencengkeram bawah sabuk.

Makna

Kurash berasal dari Uzbekistan. Kata kurash mempunyai makna berkelahi atau mencapai sesuatu dengan adil. Sama seperti pencak silat, masyarakat Uzbekistan menganggap kurash bukan sekadar olah raga melainkan seni dan kekayaan budaya yang harus dilestarikan.

Meskipun olah raga ini belum terlalu dikenal dunia, ternyata popularitasnya telah diabadikan dalam beberapa naskah yang ditulis oleh tokoh-tokoh besar di masa lalu. Satu di antaranya ada dalam buku berjudul Alpomish yang menyebut bahwa kurash sebagai seni bela diri yang sangat digemari.

Selain Alpomish, beberapa catatan serta buku yang ditulis beberapa tokoh dunia seperti Ibnu Sina, Herodotus, dan Marco Polo juga mencantumkan kurash. Dalam buku karya Ibnu Sina misalnya, kurash disebutkan mampu menimbulkan efek positif bagi jiwa dan raga.

Pada abad ke-14, kurash bahkan pernah dipakai oleh Amir Timur untuk melatih fisik pasukannya. Amir Timur merupakan seorang penguasa sekaligus pendiri Kekaisaran Timurid di Persia.

Tokoh kurash terkenal pada era modern saat ini adalah Komil Yusupov. Ia disebut sebagai ahli kurash atas penelitian mendalamnya tentang olah raga itu tahun 1990-an. Ia pula yang merancang aturan permainan kurash sebagai permainan modern tanpa melepaskan substansi filosofis permainan.

Kurash secara gencar diperkenalkan kepada masyarakat dunia oleh Presiden Kamirov, presiden pertama Uzbekistan. Ia bekerja sama dengan beberapa orang agar kurash bisa dikenal dunia, termasuk Komil Yusupov. Turnamen-turnamen bergengsi sempat digelar demi tercapainya tujuan Presiden Kamirov.

Tahun 1998, Asosiasi Kurash Internasional didirikan. Terdapat 23 negara yang berkontribusi atas berdirinya asosiasi ini. Negara-negara itu berasal dari berbagai belahan dunia seperti Asia, Eropa, dan Amerika. (Riswan Suhanda)***