Go-Jek Tidak Beri Bonus ke ‘Driver Tuyul’ yang Pakai GPS Palsu

pada 6 tahun lalu - by

Penggunaan 'tuyul' atau fake GPS oleh mitra pengemudi transportasionlinesudah sangat meresahkan pengelola jaringan transportasionline. Bukan hanya para pengguna, tapi mitra pengemudi yang jujur juga menjadi pihak yang dirugikan akibat adanya praktik pengambilan order secara curang ini.

Go-Jek, sebagai salah satu aplikasi transportasionlineyang beroperasi di Indonesia, berupaya melenyapkan eksistensidrivertuyul padaplatform-nya untuk menjunjung keadilan bagi paradrivertransportasionlinelainnya.

Langkah yang diambil Go-Jek untuk menangkal penggunaan fake GPS dalam layanannya adalah dengan mengembangkan fitur yang dapat mendeteksi ketika mitradrivermenggunakanfakeGPS pada aplikasi pemesanannya. 

“Ke depannya, kami akan melaksanakan berbagai insiatif untuk membantu mitra driver agar terlepas dari penggunaan GPS palsu yang merugikan ini,” tulis Go-Jek dalam blog resmi perusahaan.

Untuk penerapannya, mitra pengemudi yang ketahuan menggunakan aplikasi fake GPS akan diberikan peringatan bahwa mereka telah melanggar dan harus segera menghapus aplikasi tuyul, tanpa memberikan sanksi terhadap mitra.

Namun, jika masih bersikeras menggunakan aplikasi fake GPS untuk meraup keuntungan, maka Go-Jek akan menindak mitra pengemudi tersebut dengan memberikan potongan bonus harian. 

Dan apabila masih keras kepala dan terus melanjutkan praktik curang itu, maka Go-Jek akan bertindak tegas dengan memberikan sanksi berupa suspensi.

Seorang mitra pengemudi yang menggunakan aplikasifakeGPS mengaku bahwa ia telah menerima notifikasi agar mencopot aplikasi curang dan diancam tidak akan mendapatkan bonus harian. Akhirnya, ia pun jera menggunakan aplikasi tuyul.

"Saya dapat notifikasi untukuninstallaplikasi 'tuyul' saya. Akhirnya saya sudah tidak pakai lagi, daripada saya tidak dapat bonus harian,” kata seorang mitra pengemudi Go-Ride yang tidak mau disebutkan namanya kepadakumparan(kumparan.com). "Sekarang sudah ketat.”

Dengan menerapkan peringatan dan sanksi yang tegas, Go-Jek berharapplatform-nya bisa bebas dari penggunaan aplikasifakeGPS yang merugikan mitra pengemudi jujur dan pelanggan.

“Tujuan akhir kami adalah agarplatformkami adil dan jujur bagi semua pengguna,” tulis Go-Jek.

Grab Lebih Dahulu Perangi Fake GPS dan Order Fiktif

Sebelumnya, perusahaan transportasionlinelain yang beroperasi di Indonesia, Grab, telah lebih dahulu menunjukkan keseriusannya dalam memerangifakeGPS dan order fiktif. Keseriusan mereka ini sudah dibuktikan dengan penangkapan sejumlah pelaku yang merupakan mitra pengemudi pengguna aplikasifakeGPS dan membuat order fiktif pada awal tahun 2018. Grab bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengusut kasusdrivertuyul ini.

Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia, menjelaskan perusahaannya telah mengembangkan suatu sistem yang bisa melacak perangkat yang dipakai untuk melakukan order fiktif oleh mitra pengemudinya. Sistem dalam Grab disebutnya dapat membedakan manadriveryang asli dan manadriveryang 'tuyul'. 

Sebagai komitmen untuk memerangi kecurangan itu, Grab telah mengumumkan sebuah program bernama 'Grab Lawan Opik.' Opik di sini maksudnya adalah order fiktif.