Laporan dari Singapura: Kunci Internet of Things di Indonesia Ada di Tangan Milenial?

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

(Ilustrasi Internet of Things. dok. Datafloq)

Uzone.id— Memang ya, kata “milenial” nyaris digunakan terus di setiap kesempatan, entah itu obrolan kasual tentang gaya hidup, tren pekerjaan, hingga industri teknologi.

Ngomongin industri teknologi, ada satu konsep yang masih akan terus hangat untuk dibicarakan di negara-negara Barat karena implementasinya sudah mulai berkembang secara nyata, yaitu Internet of Things (IoT).

Konsep ini selalu diyakini sebagai era teknologi di mana perangkat mesin yang tadinya baru bisa bekerja dengan bantuan manusia, nantinya bisa bekerja dengan sendirinya melalui koneksi internet. Tak cuma itu, perangkat pintar itu nantinya juga akan bisa berkomunikasi dengan perangkat mesin lain untuk berintegrasi.

Misal, mesin pemantau lalu lintas yang sudah bisa bekerja dengan sendirinya dan memberi laporan langsung ke database yang dikelola manusia. Atau sesederhana konsep Smart Home, di mana perlengkapan rumah tangga bisa ‘hidup’ dengan sendirinya dengan bantuan internet dan berbicara dengan perangkat lain -- seperti TV pintar yang bisa memerintahkan mesin cuci untuk nyala dan mencuci baju dengan sendirinya.

Mewujudkan IoT itu gak mudah. Harus didukung oleh perangkat yang mumpuni, ekosistem yang sudah jalan, penggunaan yang terasa mudah dan ada dampaknya ke kehidupan sehari-hari, kefasihan para konsumen, dan tak lupa jaringan infrastruktur yang memadai.

Baca juga:Seperti Apa Kecanggihan Internet of Things?

Di Indonesia, IoT tentu bukan sesuatu yang gak mungkin. Namun untuk implementasinya, masih banyak yang harus ditingkatkan lagi.

Jika ngomongin soal infrastruktur, para penyedia layanan operator hingga pemerintah sendiri pun percaya jaringan 5G akan jauh lebih efektif untuk mewujudkan IoT.

Sembari menunggu 5G di Indonesia, lantas apa lagi hal penting lain yang bisa membawa nyata konsep IoT di Indonesia?

Hal ini dicoba dijawab oleh bos Samsung. Menurut mereka, milenial adalah salah satu kunci IoT di Indonesia bisa diterapkan.

“Di Indonesia itu banyak sekali anak-anak mudanya.Young consumeritu mengadopsi teknologi lebih cepat dan fasih. Pengguna teknologi seperti milenial itu bisa membantu dalam implementasi IoT di negara berkembang seperti Indonesia,” ujar Simon Sim selaku Regional Head of TV Samsung Electronics Southeast Asia & Oceania kepadaUzone.idsaat sesi seminar Samsung Forum 2019 di Resort World Sentosa, Singapura, Senin (25/3).

Menurutnya, dengan pengetahuan dan kemampuan pengoperasian teknologi yang jauh lebih mumpuni dari kaum yang lebih tua, milenial dapat turut berbagi ide untuk mewujudkan IoT.

Daren Tay selaku Regional Head of Digital Appliances Samsung Electronics Southeast Asia & Oceania turut menambahkan, langkah paling mudah agar tak cuma milenial yang “serba tahu” dan fasih teknologi sendirian, pengembangan perangkat mobile juga menjadi cara efektif untuk mendukung IoT.

“Meningkatkan perangkat mobile itu penting banget. Pengguna ponsel pintar di Indonesia itu masif sekali, bukan? Minimal dari situ, itu sudah menjadi langkah yang baik agar paham betul fungsi perangkat mobile itu seperti. Dari situ, baru perlahan-lahan diberiawarenesstentang TV pintar itu apa, gunanya internet itu apa saja, karena tak cuma buatbrowsingsaja ‘kan pada dasarnya,” ucap Tay di tempat yang sama.

Meski tahu betul Indonesia adalah negara berkembang, Sim meyakini Indonesia sanggup mengadopsi IoT ke depannya.

“Semuanya adalah masalah waktu. Pasti bisa mewujudkannya, yang penting penetrasi internet dan perkembangan jaringan serta sudah fasih dengan perangkat mobile bisa menjadi awal yang baik,” tutup Sim.