Layanan RBT Jadi Andalan Para Musisi di Masa Pandemi

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id -Prospek bisnis layanan nada dering atau ring back tone (RBT) masih menjanjikan. Peminatnya diprediksi bakal terus meningkat.

Keberadaannya juga mampu membantu para musisi, terutama pelaku indie, dalam memperluas jangkauan mereka kepada pelanggan dan audiens baru selama pandemi. Saat ini, RBT tidak hanya menjadi platform dan pilihan terbaik bagi para musisi di tengah imbauan jaga jarak dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama pandemi.

Lebih dari itu, telah berubah menjadi platform paling berharga dan andalan untuk memasarkan karya mereka di tengah pasar yang kian kompetitif.
 
Termasuk, membuka peluang yang sama bagi para pelaku indie (independen/mandiri) untuk menjangkau lebih banyak orang dengan biaya minimal. Sebut saja, musisi indie seperti Jihan Audy dan Nella Kharisma.

Baca juga: Selama Pandemi Warga Jabodetabek Boros Kuota Internet

“Konsep berlangganan RBT juga dinilai sesuai dengan perubahan perilaku masyarakat saat ini yang lebih suka melakukan pembelian dalam jumlah mikro atau pay-as-you-go,” kata Megan Faustine, Marketing and Business Development Assistant Manager Forest Interactive Indonesia, melalui siaran persnya.
 
Perusahaan telekomunikasi juga membuat keberadaan RBT menjadi kian menarik dengan memberikan berbagai promosi on-line. Selama pandemi, mereka juga kerap mengadakan konseron-linesecara reguler.

Sementara para artis aktif mempromosikan kode RBT di saluran YouTube dan akun media sosial mereka.
 
Dukungan serupa juga dilakukan oleh Forest Interactive. Perusahaan penyedia layanan Value Added Service (VAS) dan RBT ini gencar mempromosikan RBT melalui fitur saluran operator telekomunikasi seperti RTB Copy, UMB, dan Gift Data (bundling dengan paket internet).\

“Kami berharap upaya ini dapat membantu para musisi dan komunitas indie melalui masa-masa sulit selama pandemi,” ujarnya.
 
Terus Bertambah

Menariknya, layanan yang ditawarkan oleh operator telekomunikasi ini tergolong bisnis lawas. RBT yang memainkan lagu sesuai pilihan pelanggan sebagai pengganti nada dering standar ini sudah ada sejak 20 tahun silam, tepatnya pertengahan 2000.
 
Meski begitu, Megan meyakini jumlah pelanggan RBT bakal terus bertambah. Hal ini seiring dengan laporan GSMA Intelligence yang memprediksi Indonesia akan menjadi salah satu pasar smartphone terbesar secara global pada tahun 2025 dengan 96,4 persen pengguna prabayar.

Baca juga: Membandingkan Harga Langganan Disney+Hotstar dan Netflix
 
Korelasinya, kata Megan, terletak pada kartu prabayar yang hingga saat ini masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia, ketimbang pascabayar. Terutama, bagi mereka yang tinggal di pedesaan. Sementara pelanggan RBT didominasi oleh pengguna prabayar.
 
“Masyarakat merasa lebih mudah berlangganan RBT dan mendapatkan berbagai penawaran spesial dengan menjadi pengguna prabayar. Bagi mereka, berlangganan lagu-lagu yang sedang populer juga erat kaitannya dengan tren,” ujarnya.
 
Berdasarkan data Forest Interactive, pelanggan RBT mereka didominasi oleh masyarakat dari wilayah Jawa Timur. Adapun genre yang paling diminati adalah lagu-lagu Jawa.