Lebih Enak Mana, Jam Kerja Pasti atau Fleksibel?

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Selain gaji, salah satu hal yang perlu dipertimbangkan saat akan memulai kerja, ialah mengetahui durasi kerja. Sebab, maraknya perusahaan startup beberapa tahun ini, memunculkan tren jam kerja baru, yaitu jam kerja fleksibel.

Sistem jam kerja fleksibel memang enggak terlalu mengikat seperti jam kerja pasti. Pegawainya enggak perlu datang tepat pukul 09.00 dan pulang pukul 17.00. Tapi di balik itu, ada suka dan duka yang dialami pegawai dengan jam kerja fleksibel.

Jam kerja fleksibel

Tia, pegawai swasta di sebuah perusahaan e-commerce di Jakarta Pusat, yang memiliki jam kerja fleksibel. Ia enggak perlu datang tepat pukul 09.00 WIB dan pulang pukul 17.00 WIB.

"Dengan jam kerja ini gue jarang kena macet saat berangkat atau pulang kerja. Gue selalu berangkat dari rumah itu pukul 08.00 WIB, sampai halte Transjakarta itu 09.30 WIB dan enggak macet. Biasanya satu jam perjalanan sudah di kantor," ujar Tia.

Meski begitu, dengan jam kerja fleksibel ini, ia rentan bekerja lebih lama dan pulang lebih malam. "Pulang enggak menentu. Apalagi kerjaan sering tiba-tiba dikasih. Entah itu pukul 18.00 atau 19.00 malam waktu sudah siap pulang," kata Tia kepadakumparan, Jumat (19/10).  

Begitu juga Fila, seorang pegawai di salah satu agensi ibu kota. Fila menilai jam kerja yang enggak pasti, justru merugikannya.

"Bisa datang jam berapa saja, asal waktu kerjanya 9 jam. Terus ada yang datang pukul 12.00 siang, bahkan pukul 15.00 sore juga ada. Tapi jadinya kerjaan molor, kan. Terus ikut lembur, kasihan yang masuk dari jam 10 kalau gitu," tutur Fila.

Enggak menentunya bekerja dengan jam fleksibel ini, membuat Fila kerap kali membatalkan janji dengan teman-temannya. Alhasil, hubungannya dengan teman di luar kantor merenggang.

"Aku juga jadi enggak berani membuat janji sama teman. Tapi di sisi lain aku semakin dekat dengan teman di kantor. Ya, ada plus-minus, lah," ucapnya.

Lantas, jam kerja pasti lebih enak?

kumparanmenanyakan langsung kepada Alya, pegawai swasta yang memiliki jam kerja pasti. Ia mengatakan, jam kerja pasti justru membuatnya lebih lelah karena selalu terjebak macet di jalan.

"Gue masuk pukul 09.00 WIB. Itu menurut gue masih kepagian. Soalnya gue naik kereta dan masih penuh. Baliknya juga. Sekitar pukul 18.00 WIB padat banget. Jadi gue tetap balik pukul 18.30, nyerempet 19.00 WIB," kata Alya.

Walau begitu, Alya mengakui kehidupan personal dan profesionalnya cukup seimbang. "Sejujurnya gue sangat bisa keeping up with my life. Hampir setiap akhir pekan gue jalan sama teman. Sekitar dua minggu sekali, walaupun hari kerja, gue bisa pacaran. Karena jelas, gue pukul 18.00 sudah bisa pulang. Jadi bisa atur jadwal jauh-jauh hari," terangnya.

Bagaimana denganmu? Lebih enak jam kerja pasti atau fleksibel?