Gunung Merapi Letuskan Awan Panas 800 Meter

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Gunung Merapimeletuskan awan panas setinggi 800 meter, Minggu (22/9) pukul 11.36 WIB.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan letusan awan panas itu berdurasi sekitar 125 detik.

"Hujan abu tipis dilaporkan terjadi di sekitar Merapi dalam radius 15 kilometer dominan di sekitar barat daya," demikian keterangan tertulis BPPTKG Yogyakarta.

Berdasarkan pantauan BPPTKG hujan abu terjadi di wilayah Tunggul Arum dan Turi.

Awan panas kali ini berbeda dengan awan panas guguran yang biasa terjadi sejak tanggal 29 Januari 2019. "Awan panas guguran ini didahului dengan letusan gas sehingga disebut sebagai awan panas letusan (APL).

Awan panas guguran disebabkan runtuhnya material kubah lava baru tanpa kecepatan awal yang signifikan. Sedangkan Awan Panas Letusan, akibat dari tekanan gas dari dalam.

"Peningkatan tekanan gas ini dapat terdeteksi oleh stasiun pemantauan," tulis BPPTKG.

BPPTKG mengimbau masyarakat agar menghindari area dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia.

"Masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa di luar radius 3 km dari puncak Merapi. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak G. Merapi," tulis BPPTKG.

Sementara, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan mengatakan saat ini status Gunung Merapi masih waspada

Ia mengatakan letusan tersebut mengakibatkan hujan abu tipis yang terpantau dari sisi barat Dusun Tunggularum, Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.

"Kami masih terus memantau perkembangan. Saat ini warga di lereng Merapi masih tenang. Kondisi aman terkendali," katanya.

Berita Terkait