Lola Amaria: Labuan Hati Bukan Cuma Soal Pariwisata

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

”LABUAN Hati” menjadi judul film terbaru arahan Lola Amaria. Labuan Bajo dan Pulau Komodo menjadi lokasi yang dipilihnya untuk pengambilan gambar karena Lola sudah jatuh cinta dengan pemandangan dan alam bawah laut serta daya tarik wisata di sana.

”Saya pilih Labuan Bajo dan Pulau Komodo di NTT sebagai lokasi shooting film ’Labuan Hati’ karena saya jatuh cinta dengan pemandangannya. Kedua, alam bawah lautnya indah. Ketiga, daya tarik wisata di sana banyak diminati orang,”ucap Lola di Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 29 Maret 2017.

Sebelum menjatuhkan pilihannya pada dua lokasi itu, Lola pada 2012 pernah ke lokasi itu. Bahkan hampir setiap tahun, Lola punya rencana membuat film di NTT tetapi niat itu terhalang sulitnya pencarian investor yang bersedia membantu mendanai pembuatan film.

Berkat kegigihannya, Lola mendapatkan investor dan akhirnya film yang selama ini dia impikan bisa terwujud. Lola pun tidak terlalu banyak melibatkan pemain dalam film ini. Sejumlah nama yang akan membintangi film ini adalah Nadine Chandrawinata, Kelly Tandiono, Ully Tiriani, dan Ramon Y Tungka.

”Jadi, waktu saya punya ide ini, saya tidak mau menampilkan hanya keindahan alamnya seperti film-film pariwisata. Saya mau ada dua (tujuan), wisatanya dapat dan kontennya pun dapat. Saya punya ide yang bercerita tentang tiga perempuan. Mereka bertiga datang dari Jakarta menuju Labuan Bajo dan Pulau Komodo, di sana ada konflik,” kata Lola.

Guna bisa tampil di film ini, para aktor bukan hanya harus bisa meyelam. Mereka harus punya lisensi menyelam dan harus seorang yang gemar bertualang.

”Harus bisa naik-turun bukit. Pokoknya mereka yang terlibat dalam film ini punya stamina kuat. Maka saya ambil Kelly, Nadine, Ully, dan Ramon. Saya sudah tahu tentang mereka. Mereka bukan ahli dalam akting saja, mereka juga punya lisensi menyelam dan tenaganya cukup kuat. Meskipun ada kandidat lagi, tapi mereka semua lolos seleksi,” katanya.

Lamanya porduksi hanya memakan waktu 22 hari karena medannya cukup berat dengan naik-turun bukit di dekat air terjun. Tantangan paling sulit ditemui di Pulau Komodo yang terkenal dengan arusnya yang kuat. Untuk itu, keamanan tetep diutamakan dengen menyertakan penjaga keselamatan.

”Kemudian ada beberapa kesulitan ketika mengambil gambar ikan pari manta yang besar. Seharian, empat kali menyelam tapi tidak mendapatkan gambar ikan pari manta,” ucapnya.***