Lord Edy Out! Ini 5 Kerugian untuk Sepakbola Indonesia
Uzone.id - "Revolusi sepakbola Indonesia sekarang juga" itu yang langsung terlintas di kepala gue saat bangun tidur di minggu pagi ini dan baca berita soal Lord Edy out.
Tapi semua kegemasan akan kelakuan ketum PSSI Lord Edy Rahmayadi bakal kita rindukan..
Beliau memutuskan (akhirnya) mundur dari tahta ketum PSSI. Jadi, komedi dan drama yang terjadi di pesepakbolaan Tanah Air harusnya jadi gak ada lagi.
Gue dan kalian yang baper atas keputusan 'My Lord Edy', bakal ngerasain kerugian setelah beliau mundur. Apa aja kerugian kita?
Baca juga:Lord Edy Out, Mashoookk Pak Eko!
1. Gak ada lagi kewajiban untuk jadi wartawan baik
"Wartawan harus baik. Jadi kalau wartawannya baik, timnasnya baik," ujar Edy Rahmayadi.
Yess, itu komentar Lord Edy yang viral gegara kegagalan timnas Indonesia di Asian Games 2018.
Bukannya ngejawab kenapa Indonesia bisa tersingkir dari turnamen Asian Games 2018, Edy malah menuding wartawan sebagai biang kegagalan prestasi skuat Garuda.
Nah, kalau Lord Edy mundur, tentu gak bakal ada lagi keharusan untuk menjadi wartawan yang baik.
2. Judi bola jadi gak seru, karena gak ada match fixing
Soal pengaturan skor pun lantas mencuat kembali di ranah pesepakbolaan Tanah Air. Lagi-lagi yang jadi sorotan adalah ketum PSSI Lord Edy.
Meski begitu, Lord Edy masih sempat berkelit kalau urusan Match Fixing ini adalah urusan polisi, bukan ketum PSSI.
Yang bikin syedih, kalau Lord Edy sudah bukan lagi ketum PSSI, dijamin judi bola bakal gak seru, karena gak bakal asa lagi pengaturan skor.
Apalagi sekarang semua pihak terkait sedang kerja keras bareng polisi untuk mengusut kasus ini.
3. Hak untuk bertanya gak dilarang lagi
"Apa hak anda untuk bertanya?" Seru Lord Edy dengan ekspresi dan intonasi sangarnya.
Momen itu terjadi ketika jurnalis mempertanyakan rangkap jabatan dirinya, sebagai ketum PSSI, dewan pembina PSMS Medan dan Gubernur Sumatera Utara.
Nah, setelah beliau mundur, siapapun nanti yang jadi ketum barunya PSSI pasti kapok dan gak mau jadi ketum kalau dirinya sudah punya jabatan lain.
Dan hak untuk bertanya pun jadi gak dilarang lagi deh.
4. Indonesia kehilangan sosok pemimpin multitalenta
Seperti kita semua tau, Lord Edy memang salah satu sosok pemimpin yang multitalenta.
Beliau bisa memanage tiga bidang sekaligus, dua soal sepakbola satu lagi politik. Ketum PSSI sekaligus dewan pembina PSMS Medan.
Dua jabatan ini saja sudah rawan konflik kepentingan, tapi Lord Edy dengan santai menjalani dan menjaga keseimbangannya.
Gak cukup hanya dua jabatan itu, Lord Edy pun menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara yang jelas gak ada keterkaitannya dengan bidang sepakbola.
Nah, ketika Lord Edy out dari ketum PSSI, sesungguhnya kita semua merugi, sebab, gak ada lagi sosok pemimpin multitalenta seperti beliau, hiks..
5. Gak ada lagi suporter yang tewas
Sepakbola Indonesia juga gak cukup dibumbui skandal pengaturan skor dan ketum PSSI rangkap jabatan, tapi juga sampai ke ranah suporternya.
Kita pastinya masih ingat kasus-kasus tewasnya suporter sepakbola saat nongton di stadion (semoga gak terulang lagi my Lord).
Paling hangat tentu kasus suporter Persija Jakarta, Haringga Sirila, tewas dikeroyok suporter Persib Bandung di area parkir Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) menjelang laga Gojek Liga 1 bersama Bukalapak yang mempertemukan Maung Bandung kontra Macan Kemayoran, Minggu (23/9/2018).
Nah, itu kira-kira lima kerugian yang bakal (tidak) kami rindukan pasca mundurnya Lord Edy sebagai ketum PSSI.
Semoga ini jadi momentum yang baik untuk merevolusi pesepakbolaan di Tanah Air ke arah yang lebih baik.
Sudah waktunya Garuda dilepaskan terbang setinggi mungkin tanpa luka-luka di sayapnya.
Thanks Lord Edy, akhirnya yang mulia bijaksana dan legowo..