Lorde Pertimbangkan Batalkan Konsernya di Tel Aviv

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Penyanyi Lorde mempertimbangkan membatalkan konsernya di Israel setelah menghadapi tekanan dari penggemarnya, terutama di negara asalnya Selandia Baru. Penyanyi berusia 21 tahun itu akhirnya menjawab kritik dan surat terbuka yang memintanya membatalkan konser di Tel Aviv sebagai bentuk protes terhadap pendudukan Israel di Palestina.

Lorde membalas penggemarnya di Twitter, Kamis malam, mengatakan ia akan mempertimbangkan saran terkait kompleksnya situasi politik dan mempertimbangkan semua pilihan. "Noted (diperhatikan)!," tulis Lorde.

"Sudah berbicara dengan banyak orang soal ini dan mempertimbangkan semua pilihan. Terima kasih sudah mengajarkan saya, saya juga belajar sepanjang masa."

Kamis, Nadia Abu-Shanab dan Justine Sachs dari Selandia Baru, meminta membatalkan konsernya di Israel yang dijadwalkan berlangsung 5 Juni tahun depan. "Dear Lorde, kami dua wanita di Aotearoa, satu Yahudi, satu Palestina. Hari ini jutaan orang menentang kebijakanpemerintahan Israel yang menekan, menghapuskan etnik, melanggar HAM, okupasi, dan apartheid. Sebagai bagian dari perjuangan, kami percata boikot dalam bentuk ekonomi, intelektual, dan seni adalah cara efektif melawan kejahatan itu. Cara ini efektif di Afrika Selatan, dan kami harap bisa bekerja lagi."

Dalam surat terbuka yang terbit di situs lokal, keduanya menulis harapannya pada Lorde. Mereka mendorong Lorde untuk membawa semangat Selandia Baru yang progresif yang sudah ada sebelum mereka dan mewariskan semangat itu ke depan.

Sejak mengumumkan rencana konsernya 18 Desember, Lorde mendapat banyak kritik tentang rencana konsernya di Tel Aviv. Meski banyak juga penggemarnya yang meminta Lorde tak perlu mencampurkan musik dengan urusan politik, dilansir dari lamanThe Guardian.