Lyft Rencanakan Ekspansi Global dan Revisi 'Aliansi Anti Uber'
Layanan transportasion-demandasal Amerika SerikatLyftkembali memberikan sinyal kuat bila pihaknya akan melakukan ekspansi global. Salah satu sumberCNBCyang mengklaim memiliki kedekatan dengan perusahaan juga mengiyakan rencana ini.
Sayangnya ketika dikonfirmasiCNBC, pihak Lyft enggan berkomentar lebih lanjut. Meski begitu, pada pertengahan tahun 2016 lalu, Presiden dan Co-founder Lyft John Zimmer jugapernah melontarkan rencana tersebut.
Rencana ekspansi ini tentu saja merupakan upaya menyaingiUberyang telah tersedia di banyak negara. Di penghujung tahun 2015, Lyft menggandeng sejumlah layanan sejenis seperti Didi Chuxing di Cina, Ola di India, danGrabuntuk kawasan Asia Tenggara.
Kerja sama ini kemudian dikenal sebagai“aliansi anti Uber”. Namun sejak 13 Januari 2017 kemarin, Lyft mengumumkan perubahan bentuk kerja sama tersebut.
Akhir “aliansi anti Uber”?
Sedikit informasi, dengan adanya kerja sama antara Lyft, Grab, Ola, dan Didi Chuxing, masing-masing pengguna layanan tersebut bisa memesan layanan lain tanpa perlu mengunduh aplikasinya. Sebagai contoh, pengguna Grab bisa langsung memesan kendaraan yang ada di Lyft saat berkunjung ke Amerika Serikat, begitu pula sebaliknya.
BACA JUGA
Namun setelah Lyft mengumumkan perubahan bentuk kerja sama mereka, pengguna Lyft tidak bisa langsung memesan Grab, Ola, dan Didi dari aplikasinya ketika bepergian ke Asia Tenggara, India, atau Cina, dan juga sebaliknya. Sebagai gantinya, pengguna Lyft akan diarahkan untuk mengunduh aplikasi Grab, Ola, dan Didi, sementara pengguna tiga aplikasi tersebut akan mendapat instruksi untuk mengunduh Lyft.
Belum diketahui jelas mengapa Lyft mengubah bentuk kerja sama ini. “Kita ingin meningkatkan layanan pada pengguna saat bepergian ke luar negeri.” tutur pihak Lyft.
Membidik pasar mana?
Pembaruan bentuk kerja sama “aliansi anti Uber” ini tentu akan berpotensi menuai pro dan kontra dari penggunanya. Satu hal yang pasti, pengguna smartphonedengan kapasitas memori terbatas harus memberikan ruang ekstra bila kebijakan ini telah diberlakukan.
“Kita ingin memberikan layanan terbaik yang berbuah kepuasan pelanggan di pasar lokal,” tutur juru bicara Lyft. Namun bisa saja, apa yang dilakukan Lyft merupakan bagian dari strategi pemasaran untuk menembus ranah global. Orang-orang dari Cina, India, dan negara Asia Tenggara lainnya termasuk Indonesia yang berkunjung ke Amerika berpotensi untuk mengunduh Lyft dan sedikit banyak akan mempermudah rencana ekspansinya.
The postLyft Rencanakan Ekspansi Global dan Revisi “Aliansi Anti Uber”appeared first onTech in Asia Indonesia.