Mahalnya Harga Medali Olimpiade
Cabang olahraga bulu tangkis dan angkat besi menjadi penyumbang medali bagi kontingen Indonesia pada Olimpiade 2016 yang berlangsung di Rio de Janeiro, 5-21 Agustus.
Medali emas didapat pasangan ganda campuran nasional, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Adapun dua medali perak diraih melalui lifter putra Eko Yuli Irawan (kelas 62 kg) dan lifter putri Sri Wahyuni Agustiani (kelas 48 kg).
Pencapaian medali tersebut tidak didapat PB PABBSI dan PBSI dengan mudah
"Kami butuh persiapan selama 7 bulan untuk mempersiapkan Olimpiade. Setelah itu, kami menggelar latihan di Cape Town (Afsel) selama dua pekan," kata Manajer timnas angkat besi, Alamsyah Wijaya dalam acara diskusi dengan PBSI dan PABBSI di kantor redaksiJUARA,Palmerah, Jakarta, Rabu (31/8/2016).
"Selama di Cape Town mereka menginap di hotel bintang lima. Kami menghabiskan dana sebesar Rp 300 juta yang harus kami keluarkan lebih dulu. Di sana hampir tidak pernah macet dan jaraknya lebih dekat ke Rio, sehingga mendukung latihan atlet," ucap Alamsyah.
Sementara itu, bulu tangkis butuh waktu persiapan selama setahun menuju Olimpiade Rio 2016.
"Persiapan sudah kami mulai sejak 2015 sampai Mei 2016 dengan jumlah biaya yang cukup besar. Sekali jalan ke sebuah turnamen, kami butuh biaya Rp 1,8 miliar untuk mengirim 20-30 orang," kata Wakil Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto.
"Untuk kebutuhan nutrisi atlet, kami mengeluarkan dana Rp 275.000 untuk sekali makan karena bahan makanan yang dikonsumsi merupakan kualitas nomor satu," ujar Budi.
Dengan keberhasilan mengembalikan tradisi emas Indonesia di Olimpiade, PBSI dan PABBSI bisa bernafas lega karena Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, akan memprioritaskan pembinaan untuk cabang Olimpiade.
"Pak Menteri membuat skala prioritas dengan tidak membiayai semua cabang. Mulai saat ini mereka memerhatikan cabang Olimpiade yang berprospek medali. Konsekuensinya, persiapan dan dananya ada di situ sebesar 630 miliar. Jadi, rasa pening berkurang," ucap Budi.
"Perjalanan kami cukup panjang karena kami memiliki sistem dan mekanisme pelatnas yang dilengkapi dengan fisioterapis termasuk peralatannya. Ada milestone yang harus dicapai mulai dari persiapan hingga kompetisi dengan mengikuti 14 turnamen superseries dan 12 turnamen grand prix gold," tutur Budi.
Sementara itu, PB PABBSI akan mendapat tempat latihan di Cibubur karena Kemenpora akan membangun Olympic Center di Cibubur bagi cabang berpotensi medali pada Olimpiade.
"Kami senang karena di sana sudah didukung dengan sarana memadai bukan sekadar tempat untuk berlatih," ujar Alamsyah.
Ke depan, PABBSI dan PBSI sudah mulai fokus menyiapkan diri untuk menghadapi Olimpiade Tokyo 2020.
PABBSI berharap bisa meraih medali emas, sementara PBSI bertekad bisa mendapat medali lebih dari dua medali.