Mahasiswa di Masa Pandemi: Dulu Makan, Kini Pulsa dan Kuota Internet

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Ilustrasi (Foto: Uzone.id)

Uzone.id- Pandemi virus corona (Covid-19) bikin sebagian besar mahasiswa kena dampak pada uang saku dan pengeluaran mereka.

Namun, hasil Survei Gaya Hidup Mahasiswa Indonesia yang dilakukan pada triwulan IV 2020 oleh Lifepal, menunjukkan bahwa, terjadi penurunan jumlah uang saku dari para responden dalam survei ini.

Selain itu, terdapat pula perubahan dalam penggunaan uang saku. Survei menunjukkan bahwa 69,9% responden mengaku, uang saku yang mereka terima per bulan berasal dari pemberian orang tua.

Sementara itu 9,5% lainnya berasal dari orangtua dan kerja paruh waktu, diikuti dengan pemberian orangtua dan sumber lain di angka 5,9%.

Hanya ada 1 responden dalam survei ini yang sumber uang sakunya berasal dari penghasilan kerja penuh waktu dan paruh waktu saja.

BACA JUGA:Among Us Hadirkan Peta Airship Terbaru, Bakal Lebih Rumit

Berdasarkan kebiasaan dalam penggunaannya, 57,5% dari mahasiswa mengaku bahwa uang saku yang diterima per bulan cukup atau selalu habis terpakai tak bersisa.

Sementara itu, hanya 33,5% lainnya yang berhasil memiliki surplus uang saku dalam sebulan.

Sebanyak 9% responden lain mengaku bahwa uang saku yang diterima tidak cukup, atau defisit.

Ketika uang saku yang dimiliki berlebih setelah penggunaan dalam sebulan, 65,2% dari seluruh responden memilih untuk menyimpan uang tersebut di tabungan.

Hanya 22,4% dari total responden yang akhirnya memilih untuk berinvestasi dengan membeli logam mulia, surat berharga, dan instrumen lainnya.

Sedangkan sisanya, akan menghabiskan sisa uang saku untuk kegiatan konsumtif, 7,5% untuk belanja dan 5% lainnya untuktraveling.

Bisa dikatakan bahwa, uang saku yang diterima mahasiswa per bulan berkurang di masa pandemi.

Sebelum pandemi tiba, sebagian besar responden (59%) mengaku bahwa mereka menerima uang saku sebesar Rp1 juta - 3 juta per bulan. Sementara itu 29,4% lainnya menerima uang saku di bawah Rp1 juta per bulan.

Di masa pandemi, jumlah responden yang menerima uang saku Rp1 juta - 3 juta per bulan menurun jadi 17,6%, sementara itu 71% responden atau sebagian besarnya yang mengaku menerima uang saku di bawah Rp1 juta per bulan.

Patut diketahui pula, sebelum pandemi Covid-19 muncul masih ada responden yang mengantongi uang saku di atas Rp20 juta per bulan.

Terjadi perubahan yang cukup signifikan dari cara para pelajar mahasiswa menggunakan uang sakunya selama sebulan.

 

Pengeluaran terbesar pulsa dan internet

Hasil survei menunjukkan bahwa, pengeluaran terbesar mahasiswa per bulan, pada masa sebelum pandemi, didominasi oleh biaya makan dan minum sehari-hari.

Namun di masa pandemi, pos pengeluaran terbesar mereka adalah pulsa dan kuota internet.

Pengeluaran bulanan berupa sewa hunian (kos, apartemen, dan rumah) merupakan pengeluaran terbesar sebelum pandemi muncul. Namun di masa pandemi, pengeluaran makan dan minum justru menempati posisi kedua terbesar setelah pulsa dan internet.

Hanya 2,7% responden saja yang berpendapat bahwa sewa hunian masih tetap menjadi pengeluaran terbesar mereka dalam sebulan. Fenomena ini mengindikasikan banyak mahasiswa yang akhirnya memilih pulang ke rumah orangtuanya saja.

Covid-19 juga tentunya membuat aktivitas bersosialisasi yang kerap dilakukan mahasiswa dan rekan-rekannya di tempat-tempat umum menjadi berkurang.

Seperti itulah pola pengeluaran mahasiswa Indonesia di era pandemi. Bisa disimpulkan bahwa, Covid-19 ternyata juga menimbulkan dampak tersendiri bagi para pelajar berstatus mahasiswa, dari uang saku hingga pola konsumsi mereka.

Survei Gaya Hidup Mahasiswa Indonesia 2020

Survei dilakukan dengan metode random sampling terhadap 443 responden yang merupakan mahasiswa di seluruh wilayah Indonesia. Survei berlangsung pada 6 Oktober hingga 4 Desember 2020.

Perbandingan jumlah responden dalam survei ini adalah, 144 responden pria dan 299 responden wanita, seperti dilansirUzone.iddari Lifepal.co.id.

 

VIDEO Xiaomi Mi 10 T Indonesia Unboxing