Mandeh, Si Raja Ampat Sumatra yang Lagi Bersolek

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Hanya butuh waktu satu jam dari Kota Padang menggunakan kapal cepat untuk menuju kawasan Mandeh, sebuah gugusan pulau di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Bila cuaca cerah, perjalanan laut dari Pelabuhan Muaro Padang akan terasa cepat lantaran suguhan pemandangan yang apik di kejauhan. Tampak gradasi warna daratan berkontur timbul-tenggelam membentuk Bukit Barisan. Belum lagi pulau-pulau kecil berpasir putih yang terpencar di sana sini.

Begitu masuk ke kawasan Mandeh, gelombang laut perlahan mereda. Kondisi geografis kawasan Mandeh yang serupa teluk dan gugusan pulau yang mengelilinya mampu menahan laju gelombang yang menghantam dari Samudra Hindia. Mata semakin dimanjakan dengan tebing-tebing hijau yang menjorok ke tepi laut dan riak air yang tersapu memantulkan birunya langit. Tak heran, banyak orang mengakui keindahan kawasan ini mirip-mirip dengan Raja Ampat di Papua Barat. Artinya, Mandeh bisa menjadi alternatif pelancong berprinsip irit pengeluaran yang ingin menjajal kembaran Raja Ampat.

Tiba di Mandeh, kapal motor cepat kemudian menepi dengan mudah di Pelabuhan Carocok Tarusan, salah satu pintu gerbang menuju Kawasan Mandeh dan destinasi wisata lainnya di Pesisir Selatan. Sebetulnya, menuju Mandeh juga bisa ditempuh melalui jalan darat. Namun tentu saja sensasinya bakal berbeda dibanding perjalanan laut. Melalui perjalanan darat, Mandeh bisa ditempuh dalam waktu 2 jam.

Pagi itu, Selasa (17/10),Republika.co.id, menjadi satu dari puluhan orang yang 'diboyong' oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk berkunjung ke Mandeh di Pesisir Selatan. Termasuk di dalam rombongan yang diajak mencicip keelokan kawasan Mandeh, adalah beberapa investor potensial asing yang berasal dari beberapa negara termasuk Rusia, Singapura, dan negara Timur Tengah. Para investor sengaja 'dipaksa' untuk menyaksikan langsung betapa Mandeh bisa diroketkan menjadi surga wisata baru bagi Pulau Sumatera.

Kedatangan para investor merupakan satu rangkaian Regional Investor Forum (RIF) 2017 yang digelar di Padang sejak Senin (16/10) kemarin. Dalam ajang ini, pemerintah Indonesia menyodorkan enam destinasi wisata unggulan ditambah dua destinasi lagi yang berada di Sumatra Barat yakni Gunung Padang di Kota Padang dan Mandeh di Pesisir Selatan. Nama Mandeh mulai tersohor beberapa tahun belakangan, terutama sejak Presiden Joko Widodo sempat mampir ke kawasan ini pada akhir 2015 lalu. Presiden secara khusus meminta infrastruktur menuju Mandeh diperbaiki. Hasilnya, saat ini sedang dikebut perbaikan akses menuju Mandeh.

Upaya mempercantik kawasan Mandeh memang dilakukan pemerintah daerah. Namun, perbaikan di sana-sini tentu tak bakal cukup dilakukan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang terbatas. Butuh suntikan dana segar agar pengembangan kawasan bisa dilakukan. Cara lainnya, menarik penanaman modal baik asing atau domestik agar pembangunan fasilitas turis bisa segera digarap.

Opsi kedua ini lah yang saat ini sedang dilakukan BKPM. Sebanyak 86 dari ratusan investor yang hadir dalam RIF 2017 di Padang sedikitnya berasal dari 15 negara. Mereka semuanya mengintip peluang investasi di sektor real estate, hotel dan properti, sektor energi, sektor infrastruktur, serta sektor jasa penerbangan.

Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni menyebutkan, pihaknya sudah menyiapkan berbagai kemudahan bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di kawasan Mandeh. Contohnya, pemda berjanji untuk mempermudah pengurusan perizinan usaha, penggratisan seluruh proses perizinan, dan yang paling menarik adalah pembebasan pajak daerah selama lima tahun pertama usaha.

Meski belum memutuskan pajak apa saja yang akan dibebaskan bagi para investor, namun Hendrajoni memastikan akan merealisasikan janjinya. Ia mengatakan, pemda akan menyisir peluang pembebasan pajak mana saja yang bisa diberikan terutama dari sisi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Baginya, tak masalah PAD Pesisir Selatan mengalami penurunan untuk sementara waktu asalkan setelah lima tahun ada peningkatan kunjungan wisatawan. Ujungnya, ada peningkatan ekonomi masyarakat dan daerah.

"Namun saya ingin investasi asing tak meninggalkan potensi masyarakat. Kalau bisa ada kerja sama dengan masyarakat," ujar Hendrajoni ditemui di rumah dinasnya, Selasa (17/10).

Potensi investasi di kawasan Mandeh memang beragam. Bukit Ameh misalnya, yang saat ini sedang dirampungkan studi kelayakannya, menarik untuk dibangun hotel, lapangan golf, agrowisata, bahkan taman buah. Lalu ada Sungai Nyalo dengan potensinya untuk dibangun penginapan. Panorama Puncak Mandeh, sebuah titik di puncak bukit untuk menikmati keseluruhan kawasan Mandeh, sangat potensial untuk dibangun restoran. Hingga Pulau Cubadak, yang sebetulnya sudah dikelola oleh investor dari Italia. Namun, kontraknya yang bakal berakhir 2020 mendatang membuka peluang bagi investor lainnya yang ingin berinvestasi di sana.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Himawan Hariyoga menambahkan, Sumatera Barat dinilai siap dalam menyambut investasi asing dan domestik khususnya di Mandeh dan Gunung Padang. Dari 141 pertemuan tatap muka yang berlangsung di gelaran RIF dua hari ini, Sumatera Barat telah menandatangai letter of intent dengan sejumlah investor. Artinya, lanjut Himawan, Sumatra Barat menjadi salah satu primadona investasi di sektor pariwisata saat ini.

"Nah selanjutnya akan kami kawal. Singapura, Taiwan, Belgia, Australia. Itu tertarik untuk pelajari lebih lanjut proposal yang dipelajari oleh Pak Bupati (Pesisir Selatan). Jadi sudah semakin jelas yang ditawarkan kepada investor," jelas Himawan.

Ia mengapresiasi langkah pemda untuk memberikan insentif yang cukup signifikan bagi calon investor. Himawan berharap, semakin banyak investasi yang ditanamkan di Sumatera Barat akan membawa peningkatan ekonomi masyarakatnya.

Salah seorang calon investor dari Rusia, Maxim, mengaku takjub dengan keindahan alam dan potensi investasi yang ada di kawasan Mandeh. Maxim menilai bahwa potensi tersebut bisa saja memincut hati investor untuk mengembangkan bisnisnya di Mandeh. Apalagi menurutnya, Indonesia memiliki potensi wisata yang besar namun belum dikembangkan secara serius.

"Dengan kami diundang ke sini, kami berharap bisa membantu pebisnis dari Rusia untuk menemukan kesempatan bisnis di Indonesia. Karena Indonesia sebetulnya populer, namun belum ke arah pengembangan bisnis ya. Lebih sekadar tujuan wisata saja," ujarnya.

Catatan Dinas Pariwisata Pesisir Selatan, kedatangan turis asing di daerahnya hanya 10 persen dari total wisatawan. Jumlah kunjungan wisata ke Mandeh juga dianggap masih rendah.

Selain Mandeh, Sumatera Barat juga menawarkan potensi investasi di Gunung Padang, Kota Padang. Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah menyebutkan, potensi investasi yang bisa dikembangkan termasuk perhotelan dan cable car. Kawasan Gunung Padang ditargetkan menjadi penghubung antara Padang dan kawasan Mandeh di Pesisir Selatan.