Manfaat Terkena Sinar Matahari

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Beberapa orang enggan terkena sinar matahari dengan alasan tidak suka hawa panasnya, silau, bahkan beberapa khawatir mengubah warna kulit. Padahal, sinar matahari sangat diperlukan untuk kulit manusia agar tetap sehat.

Sebuah studi baru-baru ini menemukan kurang paparan sinar matahari membawa risiko yang signifikan, mirip dengan merokok, obesitas, dan tidak banyak bergerak. Penelitian lain memuji sinar matahari karena membantu meningkatkan proses penuaan dan kesehatan jantung. Keuntungan itu datang, sebagian dari cara sinar matahari mendorong produksi vitamin D.

"Radiasi UVB dari sinar matahari memicu vitamin D untuk disintesis di kulit. Menjaga kadar vitamin D tetap penting karena vitamin ini kunci mengaktifkan gen yang mengatur sistem kekebalan tubuh dan melepaskan neurotransmiter seperti serotonin." kata Ahli Nutrisi dan Eksekutif NPD di Better You Keeley Berry, dikutip dariYahoo Style, Rabu (27/2).

Berry menjelaskan, serotonin mempengaruhi berbagai fungsi tubuh manusia, termasuk emosi, keterampilan motorik, tidur, dan rasa lapar. Gangguan pada tingkat serotonin telah dikaitkan dengan sejumlah gangguan suasana hari dan gangguan tidur.

"Paparan sinar matahari cerah dalam bentuk sinar matahari atau terapi cahaya sering digunakan untuk meningkatkan kadar serotonin untuk membantu memerangi suasana hati yang rendah," kata Keeley.

Serotonin yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan ini dapat membantu merasa tenang dan waspada. Ketika kekurangan paparan sinar matahari, terkadang terjadi gangguan pada suasana hati.

Di samping itu, sinar matahari juga dapat membantu meningkatkan kualitas tidur, yang pada akhirnya akan membuat merasa segar dan bahagia. Tubuh manusia memiliki jam pengatur waktu alami yang disebut sebagai ritme sirkadian menghasilkan hormon yang memberi sinyal bagi tubuh untuk memberi tahu kapan waktunya untuk tidur.

"Paparan sinar matahari alami atau cahaya terang di siang hari dapat membantu menjaga ritme sirkadian kita sehat dan dapat meningkatkan kualitas dan durasi tidur. Satu studi bahkan menunjukkan paparan cahaya terang pada siang hari mengurangi waktu yang dibutuhkan penderita insomnia tertidur sebanyak 83 persen," ujar  Ahli Gizi Lily Soutter.

Manfaat vitamin D yang diberikan sinar matahari pun diperlukan untuk kesehatan tulang. Kekurangan vitamin tersebut terkait dengan berbagai penyakit tulang seperti rakhitis dan osteoporosis. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mendapatkan 5 hingga 15 menit sinar matahari pada lengan, tangan, dan wajah sebanyak dua atau tiga kali per pekan sudah cukup untuk menuai manfaat penambah vitamin D.

Cukup vitamin D juga dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sinar matahari juga dapat meningkatkan sel melawan infeksi di kulit, membantu melawan penyakit. Temuan yang diterbitkan dalam jurnalScientific Reportsmenyarankan agar kulit menggunakan sel-sel untuk menangkal mikroba bakteri. Para peneliti menemukan tingkat cahaya biru yang rendah, yang ditemukan di bawah sinar matahari, membuat sel T melawan penyakit di kulit bergerak lebih cepat.

"Kita semua tahu sinar matahari menyediakan vitamin D, yang diduga berdampak pada kekebalan. Namun, apa yang kami temukan adalah peran yang sepenuhnya terpisah dari sinar matahari pada imunitas. Beberapa peran yang dikaitkan dengan vitamin D pada kekebalan mungkin disebabkan oleh mekanisme baru ini," kata pemimpin penelitian di Universitas Georgetown di Washington DC Profesor Gerard Ahern.

Selain itu, penelitian berjudulSun Exposure and Its Effects on Human Health: Mechanisms through Which Sun Exposure Could Reduce the Risk of Developing Obesity and Cardiometabolic Dysfunctionmengungkapkan, terkena sinar matahari pagi dapat mengurangi lemak tubuh. Studi ini menunjukkan, paparan sinar matahari pagi selama 20 hingga 30 menit saja cukup untuk menurunkan Indeks Massa Tubuh (IMT).