Marsha Timothy Bangga Marlina Si Pembunuh Tayang di Bioskop AS

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

'Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak' terus mendapat kesempatan sekaligus pengakuan dari penonton global. Sejak pertama kali diputar di Directors Fortnight, Cannes, pada Mei 2017 lalu, film Marlina sudah di distribusikan di lebih dari 40 negara dan masuk seleksi di berbagai festival film Internasional bergengsi.

Film yang dibintangi Marsha Timothy itu juga tayang secara terbatas di bioskop Amerika Serikat mulai, Jumat (22/6) kemarin. Distribusi film Marlina di Amerika dilakukan oleh kerjasama dua distributor spesialis film arthouse, Icarus dan Kimstim. Marlina juga akan diputar di bioskop Kanada mulai 29 Juni mendatang. 

Marsha Timothy yang menjadi pemeran utama dalam film tersebut mengaku senang karyanya telah diapresiasi oleh dunia internasioanal. Namun, ia tak pernah menjadikan hal tersebut sebagai tolok ukur dalam kariernya.

“Kalau buat pribadi saya nggak pernah bikin target nanti yang next harus apa, harus gimana, cukup seneng aja Marlina udah bisa sampai ke mana-mana,” katanya ketika ditemui di kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan, Jumat (22/6).

Marsha berharap filmnya tersebut mampu dinikmati oleh banyak penonton di sana. "Enggak pernah ada ekspektasi bisa tayang di mana-mana... Enggak dijadikan target dan enggak dijadikan beban sih,” katanya.

'Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak' bercerita tentang seorang janda bernama Marlina (Marsha Timothy) yang didatangi sekawanan berisi tujuh orang. Setelah memerkosa Marlina, kepala dari bos kawanan itu, Markus (Egi Fedly), ditebas oleh Marlina. 

Demi mencari keadilan dan penebusan, Marlina menggotong kepala Markus ke pihak yang berwajib. Dalam perjalanan itu Marlina bertemu dengan Novi (Dea Panendra) yang sedang hamil tua. Marlina juga bertemu dengan Franz (Yoga Pratama) yang menginginkan kepala Markus kembali.

Dalam film garapan sutradara Mouly Surya itu, Marsha harus bertransformasi sebagai perempuan Sumba. Hal itu digambarkan melalui cara berbusana hingga dialek.

Untuk melatih dialek Sumba, perempuan 38 tahun itu melalui proses workshop selama tiga bulan. Selain itu, para pemain dan kru 'Marlinasi Pembunuh dalam Empat Babak' juga melakukan riset langsung di Sumba. Mereka berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat.

Melalui film "Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak" Marsha berhasil menerima penghargaan sebagai Best Actress dalam Sitges International Fantastic Film Festival di Spanyol tahun lalu. Menurut Marsha, keluarganya pun turut bahagia melihat film ini kembali mendapat apresiasi dari dunia internasional. 

“Ya bonus buat saya. Enggak tahu buat produser, mungkin target,” katanya rendah hati.

'Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak' juga tayang di beberapa festival film internasional bergengsi, seperti Five Flavours Film Festival di Polandia, Festival International du Film de Femmes de Sale (FIFFS) Maroko edisi ke-11, hingga Festival International de Films de Femmes de Créteil di Tenggara Paris, Prancis.

Film yang juga turut diperankan oleh, Dea Panendra, Yoga Pratama, dan Egi Fedly ini, pun menambah daftar film-film Indonesia yang mendapatkan distribusi terbatas di bioskop Amerika Serikat. Sebelumnya, 'The Raid' dan 'The Act of Killing' yang mendapat kesempatan tersebut lebih dulu