Masuk Indonesia, Internet Starlink Cocoknya Beroperasi di Mana Sih?

pada 7 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id– Internet Starlink yang berbasis satelit masih ramai diperbincangkan di Indonesia. Setelah dinyatakan lulus Uji Laik Operasi (ULO) beberapa waktu lalu, banyak yang menantikan kepastian mengenai kelanjutan operasional Starlink di Indonesia, terutama wilayah yang akan kebagian akses internetnya. Lantas, di mana sih area yang cocok atau ideal bagi Starlink di Indonesia?

Dari penuturan pendiri Indotelko Forum, Doni Ismanto, area perkotaan seperti Jakarta sudah jelas tidak ideal bagi Starlink untuk beroperasi. Alasannya lumrah, yakni sudah banyak pemain ISP (internet service provider/penyedia jasa internet).

“Di perkotaan seperti Jakarta sudah banyak pilihan, ada penyedia jaringan seluler, fixed broadband, juga satelit-satelit lokal yang berada di orbit GEO yang banyak melayani ATM, kantor-kantor. Jadi perkotaan itu sudah crowded. Negara harus hadir untuk menentukan apakah pemain Starlink cocok untuk daerah seperti ini?” tutur Doni saat berbincang diUzone Talks.

 

 

Ia melanjutkan, “idealnya menurut saya ya di daerah 3T di mana Satelit Satria gak ada, atau Indonesia Timur di mana di situ hanya ada satu operator. Coba ke timur, ke daerah Sulawesi misalnya, kita harus fair, masyarakat di sana willing to buy-nya ada, uang ada, tapi pilihan cuma satu dan gak gitu-gitu banget. Wajar dong mereka punya backup. Ini lebih fair.”

Doni menjelaskan, jika Starlink ke daerah 3T yang sudah dijangkau Satria, maka akan mubazir. Setidaknya, melengkapi area 3T yang sebagian sudah dijangkau Satelit Satria.

“Satria aksesnya disubsidi, bayangkan Starlink yang langganannya Rp700 ribu, kasihan banget orang 3T kalau harus bayar semahal itu. Kalau mau ya gak usah ada Satria, lebih baik kerja sama dengan Elon [Musk], pastikan dia bisa memberikan harga dan terjangkau, pastikan jaringan gateway-nya ada di Indonesia, NMS-nya ada di kontrol Indonesia,” terangnya.

Doni juga menekankan, Elon Musk sebagai pemilik SpaceX yang membawahi Starlink sejatinya cenderung memiliki kepentingan politik. Dari yang ia peringatkan, kalau sampai jaringan komunikasi Indonesia bergantung dengan Starlink saja –khususnya di 3T– kedaulatan Indonesia bisa terancam.

“Elon ini makhluk politik. Ingat kejadian di Ukraina dan Israel saja. Jadi dia ini cenderung punya kepentingan. Kedaulatan negara kita ngeri nanti kalau jaringan komunikasi kita tergantung sama jaringan dia,” ujarnya.

Untuk saat ini, Doni melihat ingar-bingar Starlink di Indonesia memang murni karena rasa penasaran dan pengaruh kuat dari sosok Elon Musk sendiri. Menurutnya, Musk adalah sosok visioner dan marketer sejati.

Upaya Musk mengembangkan Starlink dinilai Doni menjadi sebuah keberanian karena ia yang memulai dan konsisten menyebarkan akses internet melalui satelit di orbit LEO.

“Keberanian dia adalah dia yang memulai. Dia melepas satelit-satelit kecil itu dengan roket Falcon 9. Saat ini sudah ada 7.500 satelit kecil di LEO. Kuatnya branding Musk ini yang membuat orang Indonesia jadi penasaran dan rela mencoba teknologinya,” kata Doni.

 

 

Meski saat ini sedang menjadi topik panas, Doni meyakini bahwa hype dari Starlink paling tidak hanya bertahan selama tiga bulanan saja. Pada akhirnya, pelanggan akan melihat dari segi kualitas.

“Orang akan ganti ke Starlink ramai-ramai? Saya tidak yakin. Ketersediaan perangkatnya bagaimana? Ujung-ujungnya akan berbicara kualitas, kok. Bermain ritel di Indonesia juga tidak mudah, pemain harus gandeng existing player, seperti distributor, mitra diler, dan lain-lain. Starlink belum ada rencana ke sana sejauh ini,” tutup Doni.

Seperti diketahui, layanan Starlink berbeda dengan internet mobile ataupun fixed broadband. Starlink berbasis satelit sehingga dipercaya memiliki kelebihan jangkauan lebih luas tanpa harus bergantung pada menara seluler.

Pengguna Starlink tak hanya membeli layanan internet saja, namun juga perangkat khusus untuk menangkap sinyal tersebut. Berikut daftar lengkap harga layanan Starlink di Indonesia: