Mau Jadi Travel Blogger? Belajar dari Kisah Traveler Berikut

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Punya mimpi menjadi Travel Blogger yang sukses? Ternyata itu bukanlah hal mudah, diperlukan kegigihan dan ketekunan agar bisa eksis.

Cerita seorang Travel Blogger yang menceritakan perjalanan seseorang mengunjungi beberapa destinasi baik di Indonesia maupun luar negeri kini memang sedang menjadi profesi yang ngetren bagi milenial.

Biasanya pekerjaan seorang Travel blogger berawal dari hobi jalan-jalan yang kemudian berubah menjadi Travel blogger yang berpenghasilan tentunya. Untuk pekerjaan ini, mereka juga harus mempertahankan eksistensinya agar terus dapat berbagi cerita perjalanan secara update.

Namun tak semudah yang Anda kira lho untuk menjadi seorang Travel Blogger yang eksis. Febrian, seorang traveler yang sudah malang melintang di dunia jalan-jalan ini berbagi kisahnya.

Kisah seru traveler [Suara.com/Ade]

"Aku asli Kuningan Jawa Barat, awal suka travelling itu aku sudah sejak SMP ya, tiap kenaikan kelas ya kalau jalan-jalan hanya ke Kuningan saja, pas setelah lulus kuliah, itu aku baru memantapkan diri menjadi Travel Blogger," buka Febrian saat ditremui di acara Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat, Senin, (19/11/2018).

"Pertama kali merasakan sensasi menjadi traveler itu saat pergi ke Bromo. Itu seakan merubah midset kita ya, bahwa jangan dulu deh bicara luar negri minded kalau mau travelling, menjadi indonesian minded dulu. Banyak pengalaman berbeda, saat saya dan tim Jurnal Indonesia syuting saja sudah 50 episode ke berbagai destinasi, itu tuh kaya masih banyak banget lokasi yang belum didatangi. Sampai pas mau syuting sempat minta saran netizen ya, dan kadang netizen juga welcome minta daerahnya saja nih dikunjungi, dan itu saran yang oke sih," ujarnya.

Menjadikan Travel Blogger sebagai profesi diakui Febrian tidak mudah.

"Kadang enak ya orang bilang, jalan-jalan gratis, dibayarin. Tapi coba deh tukeran, sumpah capek. Tapi jika Anda ingin menjadi seorang Travel Blogger, jadilah traveler sejati dulu, ingat niatnya ingin berbagi saja dulu. Jangan bicara endorse dulu. Kalau aku seperti itu, niat utamakan sharing pengalaman, berbagi cerita seru di medsos, maka rezeki menjadi "Travel Blogger" akan mengikuti belakangan. Jadi jangan salah perspektifnya, maunya dibayar dan dibayarin, ya go a head aja. Jangan belum apa-apa cari endorse-an," ujarnya.

Berangkat dari penyanyi wedding to wedding, Febrian juga cara untuk memantapkan diri keluar dari zona nyaman menjadi seorang Traveler eksis.

"Pekerjaan tetap awalnya nyanyi dari wedding ke wedding lain. Sebulan lumayan bisa Rp 30-40 juta. Tapi itu bukan passion, Aku suka jalan-jalan dan tempat baru. Mau nggak mau harus keluar dong dari zona nyaman itu. Sebelum terjun langsung, sempat sih nanya ke teman yang dia tuh psikolog kan, Aku tanya, bagaimana bisa gak ya aku ninggalin pekerjaan lama untuk jadi traveler, dia balik nanya, 'kamu yakin nggak?' aku jawab 'yakinlah'. Nah disitu dia bilang, jika jawaban udah pasti begitu, ya lakuin aja. Dia bilang gini 'Di dunia ini nggak ada yang namanya sukses atau tidak, yang ada mau jalanin dulu apa tidak, itu dulu,' darisitu lah mantapkan diri jadi Travel Blogger.

Febrian tentunya memiliki pengalaman seru yang ditemuinya selama traveling. Namun Ia mengaku memiliki kekaguman tersendiri soal masyarakat pedalaman yang tak terpengaruh dengan modernisasi.

"Enaknya travelling itu sperti Anda bisa mengenal diri sendiri lebih jauh. Enak itu soal kulineran pasti di tiap daerah Indonesia, lalu pernah melihat pengalaman mistis ya di Cirebon saat Tari Sintren, penarinya kesurupan. Tapi, paling berkesan sih saat di pedalaman Mentawai ya, mereka benar-benar menjaga budaya setempat, dan tidak terpengaruh modernisasi. Dan pastinya banyak ya daerah-daerah seperti ini di Indonesia, dan saya salut dengan itu," pungkasnya.

 

 

Berita Terkait: