MDI Ventures Mendapat Dana Rp7,3 Triliun, Akan Digunakan untuk Ini
Ilustrasi (Foto: Austin Distel / Unsplash)
Uzone.id- MDI Ventures, perusahaan modal ventura yang berbasis di Jakarta, telah mengumumkan adanya aliran dana investasi baru senilai USD500 juta atau sekitar Rp7,3 triliun (kurs Rp14.785 per USD1), dalam rangka mendukung agenda transformasi digital untuk BUMN di Indonesia.
Hingga kini, MDI Ventures adalah perusahaan modal ventura korporasi multi-dana terbesar di Indonesia, dengan aset kelolaan lebih dari USD790 juta dolar atau sekitar Rp11,7 triliun.
Sejak 2016, MDI Ventures dan perusahaan induknya, Telkom Group, telah bekerja sama untuk mengembangkan kapabilitas digital in-house.
Dengan berinvestasi di lebih dari 44 startup dari 12 negara, MDI Ventures telah berhasil membuka berbagai saluran pendapatan dan sinergi baru untuk Telkom Group.
BACA JUGA:Aktifkan Icon Pull-Down Gesture, Operasikan Oppo Reno4 Pakai Satu Tangan
Aliran dana baru tersebut akan digunakan untuk mengembangkan agenda Telkom Group yang sudah ada, berikut beberapa misi penting baru.
Pertama, MDI Ventures akan menggunakan dana tersebut untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang memiliki fokus khusus pada Indonesia.
Selanjutnya, perusahan modal ventura ini akan berusaha untuk memasukkan portfolionya ke tidak hanya satu perusahaan induk milik negara, namun juga untuk semua BUMN di Indonesia.
Menurut pemerintah, agenda ini adalah bagian dari rencana besar yang ambisius untuk membangun ekosistem digital milik negara yang menyeluruh.
Karenanya, saat ini MDI Ventures tengah mencari startup-startup teknologi dengan potensi pertumbuhan yang kuat dan daya tarik yang besar, yang tidak hanya berambisi untuk mendominasi pasar di Indonesia, tetapi juga dapat membantu BUMN tradisional (yang kebanyakan masih offline) untuk bergabung dengan ekonomi digital yang terus berkembang dengan pesat di negara ini.
Sampai saat ini, BUMN memegang peranan penting dalam perekonomian modern di Indonesia yang telah mencapai angka USD1 triliun atau sekitar Rp14.785 triliun
BUMN mencakup beberapa perusahaan terbesar di Indonesia yang kebanyakan mendominasi sektor-sektor utama perekonomian negara. Dengan semakin tingginya minat pangsa pasar terhadap layanan digital, transformasi digital dipandang sebagai prioritas utama untuk BUMN kedepannya.
“Ekonomi digital di Indonesia melonjak hingga 40 miliar dolar di tahun 2019, dengan sektor e-commerce yang bertindak sebagai katalis utama untuk lonjakan tersebut,” jelas Donald Wihardja, CEO MDI Ventures yang baru saja ditunjuk, dalam pernyataan resmi yang disampaikan kepadaUzone.id.
Dia menambahkan,“Pertumbuhan pesat ini terutama didukung oleh semakin mudahnya sistem pembayaran digital dan meluasnya consumer adoption di Indonesia.”
Wihardja menambahkan bahwa untuk mempertahankan pijakan yang kuat di pasar hingga ke depannya, BUMN Indonesia memahami bahwa mereka harus mengadopsi model bisnis digital dengan lebih mendalam dibandingkan sebelumnya.
"Dengan mengalokasikan dana ini sesuai dengan misi transformasi digital dari pemerintah, dan dengan bermitra langsung dengan inovator teknologi lokal, BUMN Indonesia menempatkan diri mereka untuk terus berkembang," kata dia.
Dalam beberapa tahun terakhir, upaya-upaya transisi menuju paradigma digital sepenuhnya telah dilakukan oleh beberapa BUMN besar di Indonesia. Bank BUMN, misalnya, telah merilis berbagai inovasi teknologi sejak 2018, dan bahkan ada yang meluncurkan platform pinjaman berbasis aplikasi online untuk UKM.
Beberapa BUMN juga telah menjalin kemitraan penting dengan banyak startup fintech seperti Privy, Oy, LinkAja, dan ModalRakyat.
Sementara itu, Telkom Group sendiri telah berperan sebagai motor penggerak di balik upaya transformasi digital BUMN Indonesia secara luas.
Sejak 2016, MDI Ventures tidak hanya menciptakan banyak sinergi internal untuk perusahaan induknya tersebut, perusahaan modal ventura itu juga telah mengembangkan beberapa skenario exit yang menguntungkan bagi para startup yang dinaunginya.
Pada tahun 2019, ini termasuk IPO Whispir - sebuah startup yang berbasis di Melbourne - oleh ASX, akuisisi Red Dot Payment oleh Naspers dengan valuasi USD65 juta atau sekitar Rp961 miliar, dan akuisisi Wavecell - sebuah platform komunikasi cloud yang berbasis di Singapura - oleh perusahaan Amerika Serikat 8x8 senilai USD125 juta atau sekitar Rp1,8 triliun.
Sandhy Widyasthana, COO MDI Ventures, mengatakan bahwa sebagai kepanjangan tangan pemerintah dalam bidang investasi, MDI Ventures selalu berupaya meraih kemenangan yang terukur bagi semua pihak yang terlibat, baik untuk negara, untuk startup yang ada di dalam portfolio MDI Ventures, serta untuk perusahaannya sendiri.
“BUMN dan startup teknologi dapat menjalin simbiosis; BUMN dapat memberikan akses kepada startup teknologi tersebut akan basis klien korporat BUMN yang besar dan jaringan konsumen mereka yang terkonsolidasi, sementara itu startup tersebut dapat memberikan nilai tambah berbentuk layanan digital yang dapat membantu mereka beradaptasi dengan lanskap bisnis yang berubah dengan sangat cepat di Indonesia. Ini juga berarti startup-startup tersebut berpotensi memiliki lebih banyak peluang exit di kemudian hari," ungkap Sandhy.
Budi Setiawan, CSO Telkom Group, mengungkapkan pendapat yang senada. Menurutnya, selama beberapa tahun terakhir, BUMN Indonesia telah melakukan lompatan yang signifikan menuju digitalisasi. Namun, katanya, masih ada celah yang harus diisi di berbagai bidang.
“Yang kami cari adalah startup-startup yang dapat memperluas batasan inovasi dan membawa teknologi yang tepat ke dalam ekosistem digital milik negara, demi kemakmuran masa depan Indonesia," kata Budi.
Mengenai MDI Ventures
MDI Ventures adalah perusahaan modal ventura multi-dana dengan valuasi lebih dari USD790 juta.
Dinaungi oleh perusahaan telkom terbesar di Indonesia, MDI Ventures memiliki performa dana yang merupakan salah satu yang terbaik di Asia.
Perusahaan induk MDI Ventures adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom Group), sebuah badan usaha milik negara Indonesia. MDI Ventures terdaftar di Bursa Efek Indonesia (IDX: TLKM) dan memiliki pencatatan sekunder di Bursa Efek New York (NYSE: TLK).
VIDEO Peran BUMN dalam Transformasi Digital Indonesia melalui implementasi AKHLAK by Rhenald Kasali