Melihat 2 Sisi Pulau Nusakambangan, Cantik Tapi Juga Menyeramkan
Pulau Nusakambangan kerap kali menjadi saksi bisu bagi mereka yang terkena pidana berat. Seolah menutup diri, pulau yang juga biasa disebut Alcatraz dari Indonesia itu rupanya punya segudang cerita yang tak banyak orang tahu.
Jika dilihat di peta, Nusakambangan berada di bagian bawah Pulau Jawa. Dipisahkan dengan selat yang terkenal dengan sebutan Segara Anakan.
Tentu, jalan satu-satunya untuk mencapai pulau Nusakambangan dengan perjalanan laut, yaitu melalui Pelabuhan Wijayapura di Kota Cilacap, Jawa Tengah menggunakanferrymilik Departemen Kehakiman. Setelah mengarungi selat yang luas, kapal akan bersandar di Pelabuhan Sodong di Pulau Nusakambangan, yang sekaligus menjadi gerbang utama masuk ke sana.
Sampai di sini, jangan harap bisa menemukan warga sipil yang berlalu-lalang. Sebab, Nusakambangan hanya dihuni oleh para terpidana dan petugas Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan saja.
Sementara, untuk pengelolaan pulau sepenuhnya dipegang oleh Departemen Kehakiman dan HAM. Sedangkan yang bertugas untuk menangani objek wisatanya adalah Pemerintah Kabupaten Cilacap.
Bicara alam Nusakambangan, pulau dengan luas sekitar 21 hektare ini bak koin yang punya dua sisi. Di satu sisi indah, sementara di sisi lain menyeramkan.
Hal ini bisa dilihat dari letak pulau yang berbatasan dengan Samudera Hindia yang terkenal akan ombak ganasnya. Berbagai hutan yang tersebar di 'markas' napi kelas kakap juga dihuni binatang buas yang siap menyambut, seperti ular kobra.
Jadi untuk para napi yang berniat kabur pun sebaiknya berpikir ribuan kali. Lari ke hutan jangan harap aman, sebab hewan buas siap menyambut. Sementara, bila lari ke laut pun sudah pasti akan tergulung ombak besar.
Dibalik kesan seram yang melekat, rupanya alam Nusakambangan juga menyimpan surga tersembunyi. Pulau ini memiliki banyak keindahan, yang bahkan mampu menyumbang devisa untuk Pemerintah Kabupaten Cilacap.
Misalnya untuk kawasan wisata Segara Anakan mempunyai potensi wisata yang beragam. Salah satunya Selat Indralaya, di sini terdapat pertemuan antara air laut dan air tawar, dan atraksi ikan pesut.
Sementara di kawasan Nusakambangan, ada Pantai Karang Bandung (Pulau Majethi) yang dipercaya sebagai lokasi tempat ditumbuhinya bunga wijayakusuma. Ada pula Pantai Cimiring, yang dihiasi benteng kuno peninggalan Portugis, meriam kuno yang masih utuh, dan Mercusuar Cimiring yang dibangun pada 1855-1857.
Siap berkunjung ke Pulau Nusakambangan?