Membandingkan Dua Musisi Punk, Endank Soekamti dan Superman Is Dead

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Endank Soekamti dan Superman is Dead termasuk salah satu grup musik yang cukup lama malang melintang di belantika musik Tanah Air. Kedua band tersebut sama-sama mengusung punk sebagai aliran musik mereka. 

Endank Soekamti pertama kali terjun ke dunia musik Tanah Air pada Januari 2001. Mereka merilis album pertama pada tahun 2003 berjudul 'Kelas 1'. Dua tahun berselang, Endank Soekamti merilis album kedua bertajuk 'Pejantan Tambun'. Terakhir, mereka merilis album 'Soekamti Day' pada 16 Februari 2016. 

Sementara, Superman Is Dead terbentuk pada tahun 1995. Nama grup musik yang beranggotakan Bobby Kool, Eka Rock, dan Jerinx ini mulai dikenal publik setelah mengeluarkan album 'Kuta Rock City'. Lagu-lagu yang terdapat di album tersebut menjadi hits, seperti 'Punk Hari Ini' dan 'Kuta Rock City'. 

Walau memiliki persamaan dalam genre musik, ternyata ada beberapa perbedaan antara Endank Soekamti dan Superman Is Dead. Di bawah ini,kumparan(kumparan.com) akan membandingkan gaya bermusik, gaya berpakaian, kegiatan sosial, dan bisnis masing-masing personel dari kedua band itu.

1. Gaya Bermusik

Meski keduanya mengusung genre punk, namun ada beberapa perbedaan mencolok dari musik yang disuguhkan Endank Soekamti dan Superman Is Dead.

Endank Soekamti sejak awal berdiri pada tahun 2001 kerap kali membawakan musik pop punk yang bertempo cepat dan berlirik sederhana, seperti musik yang biasa dibuat oleh band asal Amerika, Blink 182.

Selain itu lirik lagu Endank Soekamti terkenal nyeleneh dan lucu. Tak jarang mereka membuat lagu-lagu berbahasa Jawa, seperti ‘Badajidingadan’, ‘Maling Kondang’ dan ‘Asu Tenanan’.

Tema dari lagu-lagu mereka pun terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti ‘Bully’. Lagu itu menceritakan tentang fenomena bullying yang biasa terjadi di kalangan remaja. Kemudian ada juga lagu ‘Ssstt’ yang bertemakan tentang seseorang yang sedang ingin tidur pulas.

Berbeda dari Endank Soekamti, Superman Is Dead sejak awal berdiri di tahun 1995 sudah mengusung genre punk rock. Pada awal kemunculannya, mereka sangat terinspirasi oleh musik yang diciptakan oleh band-band, seperti Greenday dan NOFX. 

Namun seiring berjalannya waktu warna musik dan penampilan Superman Is Dead juga mengalami pergeseran dari punk rock menjadi rockabilly ala Social Distoriton. Ini terlihat dari lagu-lagu mereka, seperti ‘Lady Rose’, ‘Jadilah Legenda’, dan ‘Sunset Di Tanah Anarki’.

Tema lagu mereka pun sangat kritis dan penuh perlawanan. Mereka biasa mengangkat isu sosial politik dengan cara yang puitis dan indah, seperti ‘Great Dreams Of Society’. Lagu ini bercerita tentang masyarakat Indonesia yang masih terpuruk dengan edukasi yang buruk dan kemiskinan yang merajalela. Selain itu ada lagu ‘Kuat Kita Bersinar’ yang mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk meninggalkan isu SARA dan bersama membangun bangsa dalam perbedaan.

2. Gaya Berpakaian

Endank Soekamti adalah band yang sangat memperhatikan tema kostum yang akan dikenakan di atas panggung. Saat ini, drummer pengganti mereka yang bernama Super Sas selalu tampil mengenakan kacamata dan kostum bersayap seperti tokoh superhero di film Hollywood.

Namun, sebelum Super Sas masuk menggantikan Ari Hamzah yang mengudurkan diri pada tahun 2015, Endank Soekamti sudah sering manggung dengan berbagai kostum dan dandanan, seperti zombie saat mengisi acara Halloween, Santa Clause saat mengisi acara-acara di akhir tahun. Mereka bergaya ala tentara saat melangsungkan promosi album mereka yang bertajuk ‘Angka 8’.

Superman Is Dead bukan band yang memperhatikan kostum di atas panggung. Namun, band ini memang merupakan representasi dari pemuda-pemuda asal Bali dengan kulit cokelat yang penuh tato dan tubuh yang kekar.

Tapi masing-masing personel memang memiliki gayanya sendiri, seperti Bobby yang sangat terinspirasi dari Billy Joe dari Greenday dengan gitar semi hollow yang biasa dipetiknya di atas panggung. Eka, sang bassist, lebih memilih gaya rock n roll dengan topi fendora dan bass bermotifkan macan tutul. Sementara, Jerinx yang sering berhasil dandan mengenakan topi newsboy seperti Mike Ness, vokalis dari band rockabilly, Social Distortion.

3. Kegiatan Sosial

Endank Soekamti adalah band yang sangat visual. Mereka sangat aktif di bidang pendidikan terutama animasi dan sinematografi. 

Erix Soekamti bahkan mendirikan satu sekolah bernama Does University yang ia buat khusus untuk mengajarkan anak-anak muda ilmu animasi. Hasilnya, anak didik Erix berhasil membuat video animasi 3D untuk lagu Endank Soekamti yang berjudul ‘Salam Indonesia’.

Selain itu, saat mereka melangsungkan proses rekaman album ‘Salam Indonesia’ di atas kapal mengelilingi Papua, tak lupa mereka mampir ke sebuah sekolah di Papua untuk memberi pendidikan animasi untuk anak-anak di sana.

Sedangkan Superman Is Dead adalah band yang aktif bergerak di bidang sosial, terutama gerakan Bali Tolak Reklamasi. Mereka juga merupakan salah satu pencipta lagu mars Bali Tolak Reklamasi yang biasa berkumandang saat mereka tengah berdemo di jalanan.

Selain itu, Superman Is Dead merupakan band yang peduli pada kesejahteraan kaum buruh dan narapidana di Indonesia terutama Bali. Di tahun 2017, Jerinx pun pernah di satu kesempatan masuk dan menggelar konser di dalam penjara di Bali.

4. Bisnis Masing-Masing Personel

Erix merupakan motor dari Does University yang dibangun untuk menciptakan animator muda berbakat Indonesia. Sekolah yang awalnya melangsungkan proses belajar mengajar di rumah sempit itu, kini menjadi sebuah sekolah asrama yang memiliki ratusan murid.

Endank Soekamti sendiri juga telah menjelma menjadi sebuah perusahaan yang memiliki banyak bisnis, seperti store merchandise yang tersebar di berbagai daerah di Jawa, Museum Soekamti yang ada di base camp mereka di Yogyakarta dan Soekamti Land yang hingga kini masih dalam proses pembangunan.

Di tubuh Superman Is Dead, para personel memiliki usahanya masing-masing. Jerinx memiliki clothing line bernama Rumble yang menjual berbagai pernak-pernik berbau rockabilly, seperti kaus, topi newsboy, dan pomade. Dari usahanya ini, Jerinx menyisihkan sebagian keuntungannya untuk diberikan pada gerakan Bali Tolak Reklamasi.

Selain itu, Bobby juga memiliki sebuah clothing line bernama Electro Hell yang berbasis di Bali. Clothing ini menjual official merch dari Superman Is Dead dan berbagai pernak-pernik untuk remaja yang menggilai budaya punk.

Pada dasarnya, baik Endank Soekamti dan Superman Is Dead telah membuktikan diri berhasil menjadi dua band punk yang sangat dicintai kalangan remaja di Indonesia. Selain itu, meski bergerak di gerakan sosial yang berbeda, mereka juga telah berhasil memberikan sumbangsih kepada lingkungannya dengan cara masing-masing.

Kira-kira aspek apalagi yang bisa dibandingkan dari Endank Soekamti dan Superman Is Dead? Beri pendapat kalian di kolom komentar.