Membuat 31 Game dalam 31 Hari

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Membuatgamebukanlah pekerjaan yang mudah. Sebuahgamebisa saja memakan waktusampai tujuh tahun untuk dikembangkan, tapi banyak jugagameyang dirilis dan dikembangkan dari prosesgame jamselama 48 jam saja.

Seakan-akan tidak cukup, Alif Harsan Pradipto dariTempa Labsmencoba membawa proses pembuatan gameke laju yang lebih cepat lagi, yaitu membuat satugamesehari selama satu bulan. Bagaimana dan mengapa Alif melakukan hal ini? Simak kisahnya di bawah ini!

Tidak mau kalah dalam kreativitas

Bulan Oktober adalah bulan yang cukup spesial bagi penggiat dunia ilustrasi. Di bulan tersebut, terdapat sebuah gerakanonlinedi mana para seniman, yang kebanyakan sudah terlalu dimanjakan dengan teknik menggambar digital, dapat mengikuti sebuah kegiatan kolektif yang disebutInktober. Dalam Inktober, setiap harinya para ilustrator diberi tantangan untuk membuat gambar menggunakan tinta dengan tema yang ditentukan.

Kehadiran Inktober pun memunculkan tantangan serupa dari seniman visual yang memiliki bakat berbeda. Tantangan tersebut adalah Octobit, sebuah gerakan serupa dengan Inktober, namun dengan fokus untuk menghasilkan karya piksel.

Sayangnya dua aktivitasonlinetersebut hanya terbatas untuk artis saja. “Awalnya penasaran saja dengan rekan-rekan artis yang punya acara asyik seperti Inktober atau Octobit selama sebulan penuh, tapi tidak ada acara serupa untukprogrammerseperti saya,” ujar Alif kepadaTech in Asia Indonesia. 

Alif pun berpikir untuk membuat acara serupa. Tentunya akan sangat sulit untuk membuat sebuahgamepenuh dalam satu hari selama sebulan. Sebagai gantinya, dia pun memutuskan untuk membuat prototipe daripadagamepenuh. Kegiatan membuat prototipe setiap hari selama bulan Oktober ini pun ia beri nama Protober.

Dari subuh sampai berganti hari

Karena baru berupa prototipe, semuagameyang dikerjakan tidak bisa dibilang sebagaigamepenuh. Bahkan semua aspek visualnya menggunakan “programmer art,” aset gambar simpel yang hanya berwujud kotak-kotak saja, yang penting bisa untuk mengetes alur permainan. Hal ini tetaplah luar biasa mengingat seluruh karya tersebut dikerjakan dalam waktu kurang dari satu hari.

“Saya hanya bisa fokus mengerjakan prototipe di luar jam kerja, jadi ide-idegamedikonsepkan dulu secara matang setelah subuh, sambil mulai membuat kerangka dasar prototipenya. Premisgameyang dikembangkan sendiri saya usahakan berfokus kepada satu hal yang sangat spesifik agar tidak melebar dan menambah waktu pengembangan,” jelas Alif.

“Malam hari setelah jam sembilan baru saya bisa melanjutkancodingdan menyelesaikan prototipenya sampai kurang lebih jam sebelas atau dua belas malam. Sisa waktunya digunakan untuk merekamgameplaydalam bentuk GIF dan disebarkan ke berbagai media sosial yang tersedia.”

“Dari pengalaman membagi hasil prototipe, saya menemukan kalau konten GIF yang paling efektif untuk melakukan promosigameseperti ini. GIF masih lebih mudah viral atau populer daripada gambar, video, atau pun tautan asligameuntuk dicoba.”

“Oh iya, untuk Protober ini saya murni menggunakan HTML5 dan Javascript denganframeworkPhaserJS,” tambah Alif menjelaskan bagian teknis dari Protober.

Sebuah percobaan untuk masa depan

Lalu akan diapakan 31 prototipegameyang telah dikembangkan? Tentunya akan sangat sayang jika hasil kerja sebulan tersebut dibiarkan begitu saja.

“Sebenarnya saya bukan berfokus pada hasil akhir, tapi pada proses dan pengalaman. Selama menjalankan Protober saya selalu mendapat sudut pandang baru tiap harinya akan berbagai mekanikgamedan detail minor yang gampang terabaikan, tapi sangat berpengaruh terhadap apa yang dirasakan olehgameryang memainkan.”

Saat ini sendiri, Alif tengah mempersiapkangamebaru yang dasarnya diambil dari salah satu prototipe yang dikembangkan saat Protober. Bagaimana hasil jadinya, hanya waktu yang dapat menjawabnya. Tapi, apapun jadinya nanti, pelajaran yang telah diperoleh untuk perjalanan mengembangkangameAlif dan tim Tempa Labs ke depannya jelas sangat berharga.

Ketika ditanya apakah ia berniat melakukan Protober lagi tahun 2017 ini, Alif hanya menjawab “InsyaAllah mau lagi, respons rekan-rekan developer bagus semua soalnya. Syukur-syukur ada yang mau ikut meramaikan juga.”

Mungkin saja tahun ini benar-benar akan ada lebih banyak lagi developer yang berminat ikutan. Tidak menutup kemungkinan juga, dari ajang belajar ini, akan munculgameasal Indonesia yang bisa mengulang kesuksesan besar sepertiTebak GambardanTahu Bulat.

Oh iya, kamu juga bisa cekseluruh prototipegamehasil Protober di sini!

The postMembuat 31Gamedalam 31 Hari, Sebuah Eksperimen di Bulan Oktober Tempa Labsappeared first onTech in Asia Indonesia.