Menanti Hujan Meteor Orionid

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

UZone -Di berbagai daerah masyarakat ramai-ramai memantau fenomena alam hujan meteor Orionid.

Ada yang berhasil melihat dengan kasab mata. Tapi juga ada yang merasa tak melihat apa-apa, bisa jadi karena mendung di berbagai tempat karena awal datangnya musim hujan.

Hujan meteor Orionid yang akan berlangsung sejak dini hari nanti hingga akhir pekan 22 Oktober 2017 bisa dilihat di Indonesia.

Pengamat di Indonesia bisa mengamati lintasan-lintasan meteor yang tampak datang dari rasi Orion ini mulai tengah malam ketika rasi Orion sudah cukup tinggi, sekitar 30 derajat, di langit arah timur laut.

E.C. Herrick, antariksawan asal Connecticut, Amerika Serikat, pertama kali menemukan hujan meteor Orionid pada 1839.

Mulanya, menurut Herrick, hujan meteor Orionid terjadi setiap tanggal 8-15 Okober. Dan pada 1840, ia meralat keterangannya. Dia mengatakan, aktivitas Orionid terjadi antara tanggal 8-25 Oktober.

Namun, pengamatan hujan meteor Orionid secara presisi justru dilakukan pertama kali oleh A. S. Herschel pada 18 Oktober 1864 saat 14 meteor ditemukan tampak berasal dari rasi Orion.

Pada 20 Oktober 1865, Herschel mengonfirmasi radian hujan Meteor tersebut memang berasal dari Rasi Orion.

Meski puncak hujan meteor Orionid baru terjadi pada 21 Oktober, pengamatan juga bisa dilakukan sejak 20 Oktober sampai sehari sesudah malam puncak, yakni tanggal 22 Oktober.

Dalam waktu tersebut, Anda masih bisa mengamati meteor yang berseliweran di langit malam.