Mencicipi Hidangan Penuh Seni Seharga Rp 1,5 Juta di Restoran Michelin
Singapura, dengan segala kemajuan teknologi dan kecanggihannya, telah menjadi destinasi wisata di Asia Tenggara yang banyak diminati. Sebagai sebuah kota dunia kosmopolitan, Singapura juga terkenal akan kehidupan mewahnya. Berbagai pusat perbelanjaan, hotel danresort, hingga restoran kelas atas seakan menjamur di Negeri Singa ini.
Bukan sekadar restoran bintang lima biasa, Singapura juga menawarkan pengalaman bersantap di restoran-restoran mewah milik para koki selebriti seperti Gordon Ramsay, hingga banyak restoran peraih gelar Michelin Star. Bahkan, hidangan yang disajikan pun sangat beragam, tak hanya makanan khas Asia saja, berbagai restoran dengan spesialisasi sajian khas Prancis atau Amerika Serikat pun bisa dengan mudah ditemukan.
Misalnya saja, CUT Restaurant, yang menawarkan sensasi bersantap disteakhouseala Amerika. Dimiliki oleh Wolfgang Puck, seorang koki ternama asal Amerika Serikat, restoran dengan spesialisasi hidangan steak itu telah mendapatkan gelar bintang satu Michelin--diakui memiliki makanan berkualitas tinggi dan direkomendasikan untuk dikunjungi.
Nah,beberapa waktu lalu, timkumparanFOODmendapat kesempatan untuk menjajal menu spesial dari CUT Restaurant yang berlokasi di Marina Bay Sands Hotel, Singapura. Menu spesial tersebut merupakan sederet hidangan yang terinspirasi dari karya-karya seni dalam pameranMinimalism: Space. Light. Object.yang tengah berlangsung di Art Science Museum. Hidangan penuh unsur seni ini bahkan hanya bisa dinikmati oleh para pengunjung yang telah menengok berbagai instalasi seni yang dipamerkan di museum tersebut.
Seperti apa rasanya menyantap hidangan steak yang disajikan layaknya karya seni di restoran bergelar Michelin Star ini? Intip ulasan lengkapnya berikut ini:
Suasana CUT Restaurant
Didesain oleh desainer bidang pariwisata dan perhotelan kenamaan, Tony Chi, interior restoran tersebut sangat kental dengan unsur estetika modern. Saat pertama memasuki restoran, kita akan disambut dengan bar dan lounge yang memadukan elemen modern serta klasik dengan kursi tinggi yang dibuat dengan material kulit.
Ruangan utamanya terbagi menjadi dua ruangan, yang masing-masing memiliki dua atmosfer berbeda. Ruangan pertama lebih didominasi dengan furnitur dari kayu ek, tembaga, serta kulit. Sedangkan, pada ruangan lain yang lebih kecil danprivate, dipenuhi dengan dinding kaca yang mengkilap dan rak anggur setinggi atap, memberi kesan mewah yang sangat kental.
Cahaya lampu yang agak temaram membuat kita seakan tak berada di dalamsteakhouse, melainkan di restoran mewah dengan suasana klasik nan elegan. Unsur estetika lainnya juga dapat ditemukan dari berbagai potret wajah para tokoh publik yang dilukis dalam bentuk ilustrasi yang menghiasi sisi dinding di tiap sudut ruangan.
Menu spesial yang terinspirasi dari pameran seni minimalisme
Hidangan yang kami cicipi kali ini bukanlah menu reguler yang biasa disajikan bagi para pengunjung CUT Restaurant, melainkan menuseasonalyang hanya tersedia saat pameran Minimalism: Space. Light. Object. berlangsung. Untuk memaksimalkan pengalaman bersantap, mereka pun hanya memperbolehkan menu ini untuk dinikmati oleh para pengunjung yang sudah melihat-lihat karya seni pada pameran tersebut.
Terdiri dari empatcourse,paket menu tersebut memadukan cita rasa dari hidangan laut dan daging sapi pilihan, dengan tampilanplatingpenuh estetika. Menu pertama yang disajikan adalah hokkaido scallop carpaccio, myoga yang terbuat dari daging kerang scallop segar. Terinspirasi dari karya seni timlab Enso, hidangan scallop itu disajikan bersama saus tinta cumi yang dihias melingkar di tepi piring dan ditabur denganedible flowersebagai pemanis.
Rasa daging scallopnya sangat segar, meninggalkan cecapan rasa asin. Disantap dengan saus tinta cumi yang gurih, paduan keduanya membuat selera makan tergugah, seakan memberi alarm bagi perut untuk bersiap menyantap makanan selanjutnya.
Selanjutnya, sajian risotto berwarna hitam menjadi menu kedua kami. Terbuat dari campuran tinta cumi, tampilan dari bubur ala Italia itu sangat hitam legam. Konon, karya seni dari Frederik De Wilde yang berbicara mengenai kehampaan alam semesta yang jadi inspirasi terciptanya menu ini.
Sama seperti hidangan sebelumnya, risotto yang kami santap memiliki cita rasa gurih yang dominan dari tinta cumi. Selain itu, terdapat beberapa hidangan laut seperti cumi-cumi dan udang yang dicampur di dalam sajian risotto.
Tiba saatnya hidangan utama disajikan, yakni menu steak daging wagyu. Mendapatkan inspirasi dari karya seni buatan Donald Judd, potongan steak dan potato gratin dibentuk menyerupai kubus dan disajikan secara berjejer. Disiram dengan saus berwarna merah, daging steak dengan tingkat kematanganmedium wellkala itu terasa agak kering dan alot, namun bagian dalamnya tetapjuicy.
Saus steaknya sendiri terbuat dari campuran asam dan menggunakan banyak vinaigrette--campuran cuka dan rempah, pantas saja rasanya lebih dominan asam. Namun, rasa asam tersebut menjadi elemen pelengkap dan jadi tak terlalu intens saat dipadukan bersama daging steak dan potato gratin.
Berbagai hidangan berat tersebut ditutup dengandessertcantik berwarna merah mengkilap yang ternyata adalah sajian es krim stroberi dan mousse vanila berlapis cokelat. Sama seperti hidangan sebelumnya, es krim lezat ini juga terinspirasi dari karya seni minimalisme buatan seniman Carmen Herrera.
Untuk bisa menyantap 'karya seni' tersebut, pengunjung harus mengeluarkan kocek yang tak sedikit, yakni sebesar SGD 150++, atau setara dengan Rp 1,5 juta++. Tentu sepadan dengan estetika visual dan rasa yang ditawarkan.
Apa yang membuat CUT Restaurant spesial?
Selain mendapat gelar bintang satu Michelin, CUT Restaurant juga telah memenangkan berbagai penghargaan. Proses memasaknya pun menggunakan metode pengolahan dari California Selatan dengan cara dipanggang di atas kayu keras dan arang, sehingga menciptakan sensasi rasa smoky yang menambah kenikmatan daging.
Sementara untuk jenis dagingnya, CUT Restaurant menawarkan berbagai pilihan daging sapi premium mulai dari Australian Angus, beragam wagyu dari seluruh AS, Australia, dan Jepang, serta daging sapi kobe Japanese A5 asli dari Prefektur Hyogo. Tak lupa, minuman anggur yang diracik khusus secarahandmadeoleh para bartender, membuat CUT Restaurant juga masuk ke dalam daftar'notable wine list'oleh Michelin Guide.
CUT Restaurant by Wolfgang Puck
The Shoppes at Marina Bay Sands, Galleria Level, B1-71, 2 Bayfront Avenue, Singapore
Jam buka: Setiap hari, pukul 17.30 - 00.00