Mengapa Laki-laki Lebih Mungkin Bunuh Diri Daripada Perempuan?

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id-Masyarakat dunia, khususnya Amerika Serikat, kembali berduka. Anthony Bourdain, salah satu chef ternama di Amerika Serikat meninggal dunia. Bourdain ditemukan tewas bunuh diri di kamar hotelnya di Perancis, Jumat (8/6/2018).

Kabar yang mengejutkan ini mengundang pendapat dari para ahli kesehatan. Para ahli memperingatkan bahwa Bourdain hanya satu dari banyak laki-laki yang memutuskan bunuh diri dan sempat mengalami penyakit mental yang sering diabaikan.

Faktanya, jumlah laki-laki di Amerika Serikat yang bunuh diri 3,5 kali lipat lebih banyak dari perempuan. Tetapi mereka kecil kemungkinan untuk mencari bantuan medis atau meminta dukungan dari orang-orang di sekitarnya.

Centers for Disease Controljuga baru saja merilis data terbaru terkait bunuh diri. Data tersebut mengungkapkan bahwa hampir 45.000 orang melakukan bunuh diri pada tahun 2016. Tujuh dari sepuluh laki-laki meninggal karena bunuh diri.

Baca: Carpal Tunnel Syndrome, Kondisi yang Bikin Tangan Nyeri Karena Sering Pegang Gadget

Dibandingkan perempuan, laki-laki cenderung menyalahgunakan obat-obatan dan alkohol. Seperti ditulis olehDaily Mail, Dr Jonathan Gerkin, psikiater dariUniversity of North Carolinamengatakan bahwa budaya di seluruh dunia tidak mengondisikan laki-laki untuk menerima emosi mereka sendiri, dan ini dapat membawa mereka ke kesepian yang mendalam.

“Kesepian adalah perasaan butuh perhatian, dan jika pria tidak dapat merefleksikan dan menanggapi hal itu, mereka dapat terjebak dalam upaya untuk menghilangkan perasaan itu dengan meminimalkan, bertindakmacho, atau bertindak dengan cara yang berbahaya, termasuk penyalahgunaan zat,” kata Gerkin.

Mencari pertolongan atas kondisi juga juga mungkin dipandang tidak maskulin. Pada akhirnya, laki-laki tidak tahu harus mulai dari mana untuk menghadapi masalah kesehatan mental yang terjadi pada mereka.

Bila ada orang-orang di sekitar yang menunjukan ciri-ciri mengalami masalah kesehatan mental, Gerkin menyarankan untuk mengambil pendekatan yang lebih halus dengan mendiskusikannya. Beberapa cirinya, yaitu putus asa, menarik diri dari orang-orang, memiliki perubahan suasana hati yang parah, dan minum lebih banyak.

Baca: Di Bulan Ramadan, Jumlah Perempuan yang Menghapus Tato Meningkat

“Hadirlah dan libatkan mereka dalam kegiatan apa pun yang sehat dan menarik bagi mereka,” kata Gerkin.

Melalui keterlibatan ini, kamu mungkin bisa meminta izin untuk mendengarkan masalah yang menimpa mereka. Dengan meluangkan waktu bersama mereka, kamu juga memiliki kesempatan untuk berbagi cerita.

Komunikasi sederhana seperti ini sangat dapat menyelamatkan hidup orang-orang yang sempat berpikir untuk bunuh diri.