Mengenal Blockchain, Teknologi Super Aman Buat Keuangan Seperti Bitcoin

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Bitcoin (Foto: Unsplash / Andre François McKenzie)

Uzone.id- Kebanyakan orang mungkin merasa asing ketika mendengar istilah blockchain. Namun begitu mendengar kata bitcoin, tentu orang akan langsung mengerti. Bahkan, sejumlah orang mengaitkan keduanya.

Padahal, bitcoin tak melulu harus berhubungan dengan blockhain, dan blockhain semata-mata bukan bitcoin.

Sam Lee, Co Founder Global Blockchain di Shanghai juga menegaskan hal yang sama dalam acara Let’s Talk Blockchain di Telkom Landmark Tower, Rabu (11/12). 

"Kami menggarisbawahi satu hal yangorang Indonesia masih belum paham bahwa bitcoin itu memang blockchain, tapi blockchain bukan bitcoin." kata Sam Lee. 

Baca juga: 10 Hashtag Terpopuler di Twitter Indonesia

Lebih lanjut, Sam Lee mengatakan bahwa blockhain adalah distribusi data dengan sistem yang memiliki keamanan yang membuatnya tidak dapat diretas.

Rhein Mahatma, Director of Education Vexanium, Local Blockchain Platform Indonesia juga mendefinisikan blockchain sebagai sistem pencatatan baru yang memungkinkan orang yang tidak saling percaya untuk bertukar data.

Rhein juga setuju bila blockchain diibaratkan sebagai operating system (OS) dengan bitcoin adalah  aplikasinya. “Jadi blockchain itu kalau kami di Vexanium, itu platform, jadi orang bisa bikin project di atasnya.”

Menurut Rhein, kebanyakan orang mengidentikkan blockchain dengan bitcoin, karena bitcoin adalah salah satu aplikasi dari blockchain yang lebih dulu ada dan paling maju.

“Yaawareness-nya masih belum sampai, pengetahuannya masih belum dalam, jadi butuh edukasi lagi,” ujarnya.

“Rhein juga menyampaikan bahwa blockchain adalah teknologi yang mendasari bitcoin. Jadi bitcoin itu pakai blockchain sedangkan blockchain lebih luas dari sekadar bitcoin,” ungkap Rhein.

Salah satu contoh sektor yang dapat di-blockchain-kan adalah. Sebab, Rhein mengatakan bahwa salah satu karakter blockchain adalah data tidak bisa diubah. Datanya disebar ke banyak tempat.

Ia mengungkapkan, “Contoh Lehman Brother (bank investasi asal Amerika Serikat) bangkrut than 2008, dulu di situ ada semacam acrobat akuntansi, datanya diubah supaya kelihatan untung. Kenapa bisa diubah? Karena datanya sentralisasi, bukan blockchain, itu dari CEO tinggal perintah anak buah diubah deh.”

Dengan blockchain, data yang tersentralisasi itu dipecah di banyak tempat, lalu data saling menyambung. “Gak bisa diubah jadinya, hanya bisa ditambah doang. Bagaimana caranya bos mau mengubah data, gak bisa. Bisa sih, tapi harus menguasai 51% dari semua nude yang ada,” ujarnya.

VIDEO Giveaway - Unboxing imoo Z6