Mengenal Gejala Silent Stroke, Pembunuh Diam-diam

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Sebagian besar penyakitstroke,terutama yang fatal menimbulkan gejala yang tampak nyata. Namun, sebagian stroke memiliki gejala yang tak terlihat bahkan tak disadari sama sekali. Kondisi ini dikenal juga dengan gejalasilent stroke.

Kondisi ini menimbulkan dampak yang relatif kecil. Namun, dari waktu ke waktu, cedera pada otak dapat mengakibatkan penurunan fungsi kognitif yang signifikan bahkan berujung pada kematian. Oleh karena itu,silent strokedikenal juga sebagai pembunuh diam-diam.

Silent strokebiasanya disebabkan oleh gumpalan darah, tekanan darah tinggi, arteri yang menyempit, kolesterol tinggi, dan diabetes.

Seperti stroke iskemik,silent strokejuga terjadi ketika suplai darah ke bagian otak tiba-tiba terputus, sehingga mengurangi oksigen dan merusak sel-sel otak.

Namun, gejalasilent stroketak termasuk seperti mati rasa dan tak bisa menggerakkan wajah dan tubuh. Hal ini terjadi karenasilent strokemengganggu pasokan darah ke bagian otak yang tidak mengontrol fungsi tubuh yang terlihat seperti berbicara atau bergerak. Sehingga, gejalanya sulit dikenali.

Silent strokeumumnya hanya memengaruhi sebagian kecil area otak. Dikutip dari situs kesehatanHealthline, kerusakan akibatsilent strokebersifat permanen dan kumulatif. Gejala-gejala seperti kesulitan mengingat, berkonsentrasi, bisa jadi salah dua tanda silent stroke.

Gejala lain yang muncul sering kali tak disadari, bahkan dianggap sama dengan tanda-tanda penuaan. Misalnya, masalah keseimbangan, sering terjatuh, kebocoran urine, perubahan suasana hati, dan menurunnya kemampuan berpikir.

Kebanyakan pasien baru mengetahui mereka terkena stroke saat melakukan pemeriksaan MRI atu CT Scan.

National Institute of Neurological Disorders and Stroke menyebut, terapi rehabilitasi dapat membantu orang yang telah kehilangan sebagian kemampuannya akibat gejalasilent strokeyang menimpa sebelumnya. Terapi meliputi terapi fisik, berlatih dengan ahli patologi bicara, sosiolog, hingga ahli kesehatan mental.

Berita Terkait