Menggigit Kuku Bukan Hal Lumrah, Melainkan Tanda Stres Saat Cemas
Uzone.id - Beberapa anak dan remaja memang punya kebiasaan menggigit kuku. Pada beberapa di antara mereka, kebiasaan tersebut tidak terbawa sampai dewasa.
Jika kamu adalah orang dewasa yang suka mengigit kuku, kamu mungkin telah melakukannya sejak remaja atau kanak-kanak.
Lantas, mengapa beberapa orang punya kebiasaan mengigit kuku? Ada beberapa faktor, pertama yaitu orang tua kamu bisa menjadi penyebabnya.
MenurutWebMD, para ilmuwan tidak yakin, apakah mengigit kuku terjadi karena faktor genetik. Tapi, anak-anak yang punya orang tua yang gemar mengigit kuku, cenderung mengigit kuku juga.
Studi bahkan menunjukkan, hal ini tetapi terjadi ketika orang tua telah berhenti melakukannya sebelum anak lahir.
Namun, mengigit kuku juga bisa menjadi tanda stres emosional atau mental. Secara medis, menggigit kuku yang merupakan kebiasaan untuk menghilangkan stres secara umum disebutonychophagia.
Hal ini cenderung muncul pada orang yang gugup, cemas, atau merasa sedih. Mengigit kuku menjadi cara untuk mengatasi perasaan ini.
Kamu mungkin juga melakukannya saat sedang bosan, lapar, atau merasa tidak aman. Kamu mungkin melakukan tindakan ini tanpa menyadarinya, tanpa berpikir.
Saat menggigit kamu, kamu bisa jadi sedang terlibat aktivitas lain, seperti membaca, menonton televisi, atau berbicara di telepon.
Kamu tidak hanya menggigit kuku, tetapi juga menggigit kutikula (lapisan pada permukaan kulit yang terdiri atas bagian sel yang telah mati), dan jaringan lunak yang mengelilingi kuku.
Kalau kamu masih punya kebiasaan menggigit kuku, kamu perlu segera menghentikannya. Jika tidak, ada beberapa masalah lain yang bisa timbul.
Menggigit kuku bisa menyebabkan ujung jari menjadi merah dan sakit, serta kutikula berdarah.
Menggigit kuku juga meningkatkan risiko infeksi di sekitar kuku dan mulut kamu. Dalam jangka panjang, menggigit kuku bisa mengganggu pertumbuhan kuku secara normal, dan menyebabkan kuku cacat.
Pada kasus yang jarang terjadi, menggigit kuku mungkin merupakan gejalaObsessive Compulsive Disorder(OCD). Kelainan psikologis ini memicu pikiran obsesif dan perilaku yang bersifat kompulsif.