Mengintip Bazar Ginjal Manusia di Asia Selatan
Di pinggiran Nepal, sejumlah desa memiliki rahasia masing-masing. Terdapat sebuah desa yang nyaris setiap keluarga memiliki anggota yang pernah menjual ginjalnya kepada penadah gelap.
Hasil buruan para penadah ginjal dari Nepal biasanya berakhir di Calcutta, India. Kota tempat Bunda Teressa mengabdikan hidupnya ini punya julukan baru “Bazar Ginjal”.
Tak diragukan lagi ada keterlibatan oknum polisi, makelar dan dokter dalam bisnis mematikan ini.
Setiap tahun, mafia penjualan organ internasional mendapatkan 10 ribu ginjal dari orang-orang miskin. Si pemilik sering mendapatkan harga yang pantas untuk ginjal mereka, tapi terkadang tidak. Namun, yang jelas, kehilangan satu ginjal akan mendekatkan kepada kematian.
Bisnis yang lebih menguntungkan para mafia di Nepal telah berlangsung selama 15-20 tahun. Seorang Warga melaporkan kepada jurnalis investigasiAljazeera, yang dipantau Rabu (14/09/2016), bahwa dirinya pernah menyaksikan seorang donor meninggal tak lama setelah ginjalnya diambil.
Di tempat terpisah, pemilik nama samaran Vikas, pemuda putus sekolah yang sebelumnya hanya membantu ayahnya di ladang, menemukan peruntungan besar menyusul perannya sebagai makelar ginjal di anak benua India.
Pemuda 26 tahun itu telah menjual ratusan ginjal selama karirnya. “Jika Anda punya uang dan ingin cepat, saya bisa segera menemukan donor dan Anda bisa pulang dengan ginjal baru dalam waktu sebulan,” katanya.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2015, Asia Selatan menjadi tempat wisata transplantasi organ tubuh paling besar di dunia, dengan India menjadi eksportir ginjal terbesar. Setiap tahun, lebih dari 2 ribu warga India menjual ginjal mereka, yang umumnya berakhir di tangan orang asing.
Aadarsh, makelar di Mumbai, mengatakan “ginjalnya” dibeli oleh pasien dari Kanada, Israel, Inggris, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan, meskipun akhir-akhir ini lebih banyak permintaan dari India sendiri.
Selain Nepal dan India, pasar gelap organ tubuh juga terdapat di Bangladesh, Pakistan, Sri Lanka and Iran.
Belakangan, banyak klinik kesehatan di Colombo yang melakukan operasi transplantasi. Sehingga, penjualan ginjal di Srilanka diduga semakin meningkat, tanpa diketahui data pastinya.
Anurag, seorang broker ginjal, mengatakan bahwa banyak agen di India dan Pakistan bekerja untuk dokter di sejumlah rumah sakit di Colombo yang menawarkan paket operasi transplantasi ginjal dengan harga berkisar $53,000 hingga $122,000 atau sekitar Rp690 juta-Rp1,587 miliar. Harga ini sudah termasuk biaya operasi, ginjal, broker dan menginap di rumah sakit.
Sejak 2011, Sri Lanka sudah melarang donor ginjal untuk orang asing setelah ada investigasi dari kepolisian terkait ginjal ilegal. Namun, orang asing masih bisa melakukan operasi jika pasien membawa sendiri donornya. Meskipun ada aturan bahwa pasien dan donor harus dari negara yang sama, di lapangan situasinya bisa berbalik dengan mudah menyusul tingginya angka korupsi di negara tersebut.
Berita Terkait:
- Ambisi Balotelli Bersaing dengan Messi dan CR7 Menangkan Ballon d'Or
- Keluarga Tak Keberatan Kim So Hyun Lakoni Adegan Ciuman
- Messi Ingin Bela Newell's Old Boys Sebelum Pensiun
- Keluarga Ini Memegang Kunci Ka'bah sejak Zaman Nabi
- D'essentials of Groove Bersatu Dalam "Coba Katakan Dengan Cinta"
- Kapolda Sulteng: Anak Buah Santoso Tewas Terbentur Batu