Menguji Performa dan Handling Xpander Cross di Lintasan Berliku Ubud, Bali

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Foto: Bagja - Uzone.id 

Uzone.id- Versi crossover dari Xpander tentu harus bukan sekedar tampang doang. Kemampuannya di medan yang menantang juga harus teruji. Karena itulah, Xpander Cross ditantang lintasan berliku di Ubud, Bali.

Sebelumnya, Uzone.id sempat mencicipi Xpander Cross melibas jalan tol layang Japek. Hasilnya lumayan memuaskan untuk handling dan redaman suspensinya. Namun, meski bergelombang ekstrem, rutenya relatif monoton karena cuma lurus-lurus aja.

Sementara ketika di Bali, jarak sejauh 260an km yang dilalui cukup banyak memberikan gambaran bagaimana Xpander Cross digdaya melibas berbabagi medan jalan, khususnya jalanan berliku.

Baca juga:Honda Civic hacthback Kini Cuma Tersedia Versi RS

 

Handling jempolan!

Kita biacarain dulu handlingnya. Bagian ini paling bikin penasaran karena Xpander Cross secara teknis pun berbeda dengan Xpander versi MPV. Dia lebih besar dan tinggi, dengan ground clereance mencapai 225 mm.

Konsekuensi dari bertambah tinggi, Mitsubishi melakukan revisi pada suspensinya yang sepertinya di bagian belakang, untuk menjaga agar mobil tetap nyaman dikendarai dan gak limbung layaknya mobil-mobil tinggi.

Memang benar, suspensi yang lebih keras dan kaku tersebut membantu Xpander Cross untuk menaklukkan berbagai tikungan yang ditemui, baik itu menikung sambil nanjak, juga turun, sampai berkendara di jalanan yang sempit dan semrawut.

Ketika berbelok, gejala limbung minim terasa. Kemudian, setirnya yang ringan juga membantu sekali ketika dikemudikan dan redaman suspensinya yang meskipun keras, tapi gak sampai ngebuat penumpang komplain.

Secara detail, ada ada dua karakter dan rasa yang berbeda antara suspensi depan dan belakangnya. Depan pakai McPherson, sementara belakang pakai Torsion Beam.

Karakter tersebut terasa pada tingkat kekerasan dan bagaimana rebound suspensi bekerja. Bagian depan terasa lebih kaku dan cenderung keras, namun di bagian belakang, terasa empuk dan rebound-nya kayak rasa suspensi mahal.

Efeknya saat dikemudikan, manuver dengan Xpander Cross terasa menyenangkan karena kakunya suspensi depan, sementara ketika harus melewati polisi tidur, bagian belakang gak harus mantul-mantul karena reboundnya pas banget buat mobil 7 penumpang ini.

Kayaknya, urusan handling Mitsubishi berhasil untuk ngebuat Xpander Cross tetap nyaman, tapi juga stabil saat dikemudikan. Dua komposisi yang gak bisa ditawarkan Xpander versi MPV.

 

Performa kurang nendang

Meski begitu, dengan usungan mesin yang sama, yakni 1.500cc tenaganya jadi pas-pasan malah cenderung sedikit keteteran saat harus melibas tanjalan yang ekstrem tanpa ancang-ancang.

Beberapa kali mesin harus meraung lebih keras, tanda mobil butuh sokongan tenaga lebih agar membuatnya leluasa melibas tanjakan.

Namun, mesin ini tetep asik ketika menghadapi kondisi stop and go, karena lumayan responsif, tapi ketika putaran menengah ke atas, mulai stagnan dan ketika putaran mesin menengah ke atas.

 

Tetap nyaman seperti Xpander MPV

Nah, satu lagi yang paling gue sering rasakan pada Xpander Cross adalah kenyamanannya. Mulai dari nuansa kabin yang berkelas dan bikin kita ngerasa nyaman, juga senderan tangan di belakang yang gede.

Hal menarik lainnya adalah peredaman kabinnya yang layak diacungi dua jempol. Mobil ini tergolong senyap, bahkan suara mesin aja kadang gak kedengeran di dalam kabin.

 

Kesimpulan

Kayaknya, emang gak salah kalau Mitsubishi melebarkan segmentasi dari Xpander dengan menghadirkan versi crossover-nya ini. Tampilannya makin gahar dan cowok banget, handling dan suspensinya beneran disempurnakan, meski sayang performa mesinnya dirasa masih kurang.

Video Honda Civic Hatchback RS: