Mengulik Mitos Manfaat Minyak Bulus
Walau payudara kendur merupakan bagian tak terelakkan dari penuaan, banyak produk suplemen di luaran sana yang dipasarkan sebagai obat mujarab guna membesarkan payudara.
Salah satunya adalah minyak bulus. Sebelum merogoh kocek, simak dulu penjelasan dari dunia medis soal kebenaran manfaat minyak bulus.
Apa itu minyak bulus?
Minyak bulus adalah konsentrat minyak yang berasal dari kura-kura atau penyu air tawar (bulus). Di Indonesia, minyak bulus didapatkan melauli proses pengolahan tradisional, yaitu dengan memanaskan lemak penyu dan bagian tubuh lainnya di bawah terik matahari sehingga menghasilkan minyak. Minyak bulus umumnya dijual dalam bentuk botolan kecil, meski juga ada beberapa produsen yang menawarkan minyak bulus dalam bentuk suplemen kapsul.
Apa saja manfaat minyak bulus?
Minyak bulus memiliki berbagai klaim manfaat kesehatan, sebagian besar terkait dengan kondisi kulit. Satu manfaat minyak bulus yang paling dikenal adalah untuk mengencangkan payudara dan suplemen anti-impotensi. Namun demikian, minyak bulus juga diklaim dapat mengobati berbagai penyakit kulit, menyembuhkanluka bakar, menghilangkan flek hitam dan keriput di wajah, dan menghaluskan tumitkaki yang pecah-pecah.
Dikutip dariLive Strong, sebuah perusahaan farmasi asal Cina, Hainan Life Nourishing Pharmacy Company, melaporkan bahwa minyak bulus bermanfaat bagi kesehatan jantung dan paru. Namun, manfaat kardiovaskular ini hanya telah diuji pada tikus lab, bukan manusia.
Selain itu, manfaat minyak bulus juga dikaitkan dengan terapi pengobatan untuk anemia aplastik dan penyakit Parkinson, menurut sebuah studi dariInstitute for Traditional Medicine.
Apa kata dunia medis soal kebenaran manfaat minyak bulus?
Ide di balik penggunaan minyak bulus sebagai obat penyembuh mungkin berangkat dari pemikiran bahwa kura-kura dan penyu termasuk hewan yang panjang umur — hingga ratusan tahun. Kura-kura juga dianggap memiliki kekuatan penyembuhan kulit yang luar biasa. Hal ini disebabkan oleh kandungan minyak dalam tubuhnya.
Ada juga kemungkinan bahwa tempurung dan badan kura-kura menyediakan sejumlah komponen gizi penting, seperti protein, magnesium, dan vitamin. Jadi teorinya, jika minyak ekstrak kura-kura langsung dioleskan di kulit, keajaiban peremajaan kulit yang sama juga akan terjadi pada manusia.
Meski demikian, sejumlah penelitian tentang manfaat minyak bulus yang dilakukan di Amerika Serikat melaporkan bahwa minyak bulus tidak mengandung hormon awet muda apapun.
Beberapa komponen kimia diperoleh dari berbagai kelenjar penyu, tetapi sejumlah bahan aktifnya mungkin telah dimatikan oleh pemanasan dan proses kimia yang terlibat dalam pembuatan minyak. Misalnya, minyak penyu mengandungvitamin A, tapi seringnya vitamin ini akan menguap dan hilang saat minyak disaring dengan arang atau kaolin untuk menjernihkan warnanya.
Sampai saat ini kebanyakan ahli kimia dan kosmetik sepakat bahwa tidak ada cukup bukti ilmiah yang mampu mendukung kehebohan klaim manfaat minyak bulus.
Terlebih lagi, seseorang mungkin memiliki reaksi alergi terhadap minyak bulus. Efektivitas manfaat minyak bulus belum pernah diuji secara klinis pada manusia, oleh karena itu hanya sedikit yang diketahui tentang kemungkinan reaksi alerginya.
Tanda-tanda reaksi alergi yang serius termasuk kesulitan bernapas, pembengkakan wajah dan tenggorokan, gatal-gatal dan ruam kulit. Jika Anda mencurigai timbul reaksi alergi setelah menggunakan minyak bulus, cari bantuan medis segera.
Kura-kura dan penyu air tawar tergolong sebagai spesies yang terancam punah di berbagai belahan dunia. Transaksi jual beli minyak bulus mendorong perburuan penyu dan dapat mempercepat kepunahan spesies ini.
The postMengulik Mitos di Balik Manfaat Minyak Bulusappeared first onHello Sehat.