Menjajal Kereta Cepat China, Jarak Setara Jakarta-Lombok Hanya 4 Jam
China saat ini jadi salah satu raja dalam teknologi canggih. Salah satunya yang dibanggakan oleh China adalah kereta cepat aliasbullet train.
Dinamakan demikian karena memang kereta ini bisa melesat dengan cepat bak peluru.
Awal pekan inikumparan(kumparan.com) mendapat kesempatan untuk merasakan sensasi naik kereta cepat dari Beijing ke Shanghai yang berkecepatan hingga 350 km/jam.
Berangkat pukul 3 sore dari Beijing South Railway Station,kumparantiba di Shanghai Hongqiao Railway Station sekitar pukul 7, atau setelah 4 jam perjalanan.
Perlu dicatat, jarak perjalanan kereta antara Beijing-Shanghai adalah 1.318 km. Jarak ini setara dengan Jakarta hingga ke Lombok. Bandingkan dengan perjalanan kereta dari Jakarta-Surabaya yang berjarak sekitar 700 km menggunakan Argo Bromo Anggrek, memakan waktu hingga 11 jam.
Menapaki kaki di Beijing South Railway Station,kumparanterkejut karena stasiun ini besar layaknya bandara, di dalamnya ribuan orang tengah menunggu kereta mereka. Di kanan-kiri pintu masuk ke terminal kereta, ada toko-toko souvenir dan restoran. Ada juga restoran mi halal ala Xinjiang di stasiun ini, enak, layak dicoba.
Tiket kereta cepat Beijing-Shanghai dibanderol 553 yuan per orang untuk kelas ekonomi. Dirupiahkan harganya sekitar Rp 1,2 juta.
Layaknya kereta cepat di banyak negara,bullet trainChina juga berbentuk lonjong nan aerodinamis. Gerbong yang diduduki kumparan memiliki lima bangku perbarisnya, 3 dan 2.
Jarak kaki antara bangku di kereta berwarna putih bersih ini cukup luas, tidak seperti kelas ekonomi di pesawat yang terlalu mepet bagi sebagian orang.
Ada yang unik dari toilet di kereta ini. Toiletnya ada dua jenis. Satu toilet duduk, dan yang lainnya adalah toilet tradisional China yang jongkok jika mengoperasikannya. Mungkin untuk memberi sentuhan tradisional yang tidak bisa dihilangkan di China dalam hal buang hajat.
Kereta lalu mulai berjalan, perlahan dan mulai berakselerasi ke kecepatan tinggi, lebih dari 300 km per jam. Kereta ini hanya berhenti di tiga stasiun, dan berakhir di Shanghai.
Bagaimana rasanya berada di dalam kereta yang melaju super-cepat?
Hampir tidak ada rasanya. Kereta berjalan sangat mulus seperti terbang, tidak ada guncangan seperti layaknya kereta tradisional. Tidak ada suara berisik. Saking cepatnya, ketika kereta memasuki terowongan, telinga terasa sedikit sakit lantaran perubahan tekanan udara.
.Jalur kereta cepat Jakarta-Beijing ini mulai dibangun pada April 2008 dan rampung pada November 2010. Operasi pertama dilakukan pada Juni 2011. Ini adalah rel kereta cepat paling panjang yang pernah dirampungkan dalam satu fase.
Jalur ini juga paling menguntungkan bagi China karena menghubungkan dua zona ekonomi besar di negara itu. Menurut data tahun 2015, dari jalur kereta ini China untung hingga 6,6 miliar yuan pada 2015.
Untuk membangun kereta ini, China merogoh kocek hingga 220 miliar yuan. Diperkirakan kereta ini mengangkut 220 ribu orang per hari. Di jam sibuk, kereta-kereta cepat jurusan Beijing-Shanghai berangkat setiap lima menit sekali.
Sebelum ada bullet train ini, perjalanan kereta dari Beijing ke Shanghai memakan waktu paling cepat 11 jam, berangkat setiap jam 7 malam tiba pukul keesokan paginya.
Setibanya di Shanghai, kumparan kembali dikejutkan dengan kemegahan stasiun Shanghai Hongqiao Railway Station. Stasiun ini luar biasa besar karena terintegrasi dengan bandara domestik, kereta subway, dan bus jarak jauh.