Menjajal Singkat Ponsel ‘Poni’ Nokia 6.1 Plus

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id— Bagi yang berpikir brand Nokia itu sudah nggak update karena hanya populer di era 1990an sampai awal 2000an, tentu salah besar. Hingga hari ini, Nokia tetap bersaing di pasar smartphone.

Begitu semangat menarik minat konsumen milenial, HMD Global selaku pemegang lisensi Nokia kembali meluncurkan ponsel pintar bersistem operasi Android. Smartphone ini diberi nama Nokia 6.1 Plus.

Setelah acara peluncuran, Uzone.id berkesempatan untuk menjajalnya sejenak.

Fisik Nokia 6.1 Plus layaknya ponsel Android yang sedang laku di pasaran, bodi cukup besar dengan bentang layar yang terbilang luas.

Bahannya berlapiskan kaca. Begitu digenggam, sebetulnya nggak licin dan nggak mudah terselip atau jatuh. Hanya saja, bahannya mudah terkena noda dan minyak. Jadi harus rajin-rajin membersihkan dengan lap.

Layarnya berukuran 5,8 inci Full HD dengan balutan Corning Gorilla Glass dan rasio 19:9. Ukuran ini tetap nyaman digenggam oleh tangan dewasa normal.

Untuk mengoperasikan ponsel dengan hanya satu tangan masih memungkinkan seperti mengatur Settings dan menjalankan aplikasi. Tapi tentu saja untuk aktivitas mengetik diperlukan dua tangan agar lebih mudah.

Sesuai tren yang sedang berlangsung, Nokia 6.1 Plus nggak mau ketinggalan momen. Ponsel ini ikut mengusung desain ‘poni’ alias notch di bagian atas layar.

Ukurannya memang nggak lebar atau besar seperti iPhone X yang selama ini ‘bertanggung jawab’ atas tren ponsel berponi ini.

“Kami selalu mendengarkan kemauan pasar dan selera konsumen. Saat ini memang tren ke arah sana [ponsel pakai notch] jadi di produk anyar ini kami memutuskan untuk pakai poni,” kata Marketing Head Nokia Indonesia, Miranda Warokka di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (6/9).



Desain poni ini sebenarnya nggak terlalu ganggu, mungkin karena ukurannya yang kecil. Malah seakan memberi tanda kalau Nokia 6.1 Plus memang lahir di era serba milenial berkat notch-nya.

Oh iya, Nokia 6.1 Plus dilengkapi oleh sensor sidik jari di bagian belakang bodi. Lebih tepatnya di bawah kamera belakang. Ukurannya cukup besar dan mudah diakses dengan jari jika ingin membuka kunci ponsel.

User interface atau tampilan antarmuka Nokia 6.1 Plus tetap sama seperti perangkat Android pada umumnya. Dari segi warna, ponsel ini memberikan pancaran warna yang cukup tajam.

Kemudian saat mencoba mengoperasikannya seperti membuka aplikasi, menyapu (swipe) halaman, dan mengetik di papan ketik, semuanya mulus tanpa lag atau error.


Beralih ke fitur kekinian yakni kamera. Nokia 6.1 Plus mengusung kamera ganda yang terletak di bagian belakang bodi.

Lagi-lagi desain kamera belakang ini seperti terinspirasi dari iPhone X, yaitu sejajar secara vertikal. Bedanya, letak kamera belakang Nokia 6.1 Plus berada di tengah, bukan di pinggir kiri seperti iPhone X.

Kamera ganda ini masing-masing beresolusi 16MP dan 5MP.

Sementara kamera depan yang sering digunakan untuk selfie mengusung resolusi 16MP dengan bukaan lensa f/2.0.

Fitur unik yang diperkenalkan Nokia sejak produk Nokia 8 diluncurkan beberapa bulan lalu adalah Bothie. Ini adalah fitur yang memungkinkan pengguna memakai kamera depan dan kamera belakang dalam waktu yang bersamaan. Jika Bothie diaktifkan, maka layar ponsel otomatis akan terbagi menjadi dua layar.


Saat mencoba Bothie, gambar yang dihasilkan terbilan bagus. Mungkin semuanya tergantung lokasi — kalau tempatnya kebetulan memiliki pencahayaan bagus, maka kedua gambar akan terang dan jelas.

Fitur Bothie tampaknya akan seru untuk aktivitas media sosial seperti Instagram Story atau video call biasa sekalipun.

Tersedia dalam warna Gloss Black, Gloss White, dan Gloss Midnight Blue, ponsel ini dibanderol seharga Rp3,399 juta.