Menteri Arief Yahya Cerita Soal Perang Strategi Wisata

pada 8 tahun lalu - by


Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkap kisah di balik kehadiran War Room yang terletak di lantai 16, Gedung Sapta Pesona, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.

Ruang ini merupakan pusat pengendali perang, tempat para pemangku kepentingan Kementerian Pariwisata berkumpul untuk meramu strategi bersaing di industri pariwisata global.

Arief mengatakan dia terinspirasi oleh strategi perang yang diajarkan Sun Tzu, ahli militer asal Cina. “Pada prinsipnya, strategi bisnis pariwisata tak ubahnya strategi perang, terdapat kemiripan di antara keduanya,” ujarnya.

Ada tiga strategi yang harus diimplementasikan pemerintah demi memenangkan persaingan pariwisata global. Pertama, Kementerian Pariwisata harus menggunakan standar global jika ingin berperan dalam industri pariwisata internasional.

Kedua, memahami kekurangan dan kelebihan pariwisata di Tanah Air. Secara sumber daya alam dan budaya, Indonesia lebih unggul ketimbang Malaysia dan Thailand, tapi lemah dalam promosi sehingga jargon Malaysia Truly Asia dan Amazing Thailand lebih menggaung ketimbang Wonderful Indonesia.

Untung saja hal itu tak berlangsung lama. Saat ini merek dagang Wonderful Indonesia meloncat 100 peringkat menjadiranking47 di dunia. “Ini mengalahkanbrandAmazing Thailand padaranking83 danbrandMalaysia Truly Asia diranking96,” ucap Arief.

Strategi terakhir adalah memahami wisatawan demografis, psikografis, dan perilakunya. “Kita harus tahu preferensi mereka saat berwisata, misalnya ke Manado atau Bali. Dan jangan lupa, kita juga harus tahu apa yang dikerjakan oleh pesaing terhadap mereka,” tuturnya.

Semua data tentang wisatawan tersebut digodok di War Room sehingga strategimarketingpariwisata nasional berdasarkan informasi yang akurat. Dengan begitu, “perang” strategi wisata yang dilaksanakan Kementerian Pariwisata bisa menghasilkan kemenangan.

“Inilah fungsi War Room. Sesungguhnya, kemenangan itu memang direncanakan,” katanya. (*)

Berita Terkait: