Menteri BUMN: Telkom Harus Jadi Tulang Punggung Ekonomi Digital Indonesia
Uzone.id– Seiring berkembangnya teknologi yang begitu pesat, literasi tak hanya dipandang sebagai melek huruf saja, tapi juga melek dan paham dalam pemanfaatan teknologi digital untuk beragam aktivitas sehari-hari. Telkom Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung aspek satu ini melalui penyediaan infrastruktur, platform, dan layanan digital.
Dari paparan Menteri BUMN Erick Thohir, pembangunan ekonomi digital Indonesia akan menjadi elemen penting dari target pertumbuhan dengan potensi mencapai Rp4.500 triliun yang lebih cepat 8 kali dari pertumbuhan GDP negara.
“Saat ini BUMN di Indonesia baru memiliki total 1 persen digital talent, sedangkan minimal total yang dibutuhkan adalah 20 persen. Untuk itu, Telkom dan Telkomsel sebagai perusahaan telekomunikasi digital harus menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia dengan berbagai inovasinya. Karena dengan terus berinovasi, ekosistem digital Indonesia bisa dimiliki kembali oleh negeri,” ungkap Erick dalam pernyataannya yang diterimaUzone.id, Senin (26/9).
Sejak awal perjalanan transformasi di bawah kepemimpinan Erick Thohir, Telkom secara berkelanjutan terus fokus pada bisnis digital dan menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara.
Baca juga: Tantangan Menuju Tumbuh Berkelanjutan SebagaiDigital Telco
Langkah transformasi di bisnis digital ini sejalan dengan misi Pemerintah Indonesia terkait pemerataan akses digital di seluruh pelosok Indonesia.
Hingga Juni 2022, Telkom telah membantu menghadirkan berbagai infrastruktur seperti 171.654 kilometer kabel fiber optic yang membentang di sepanjang Nusantara dan 255.107 Base Transceiver Station (BTS), yang melayani 8,9 juta pelanggan IndiHome dan 169,7 juta pelanggan Telkomsel yang terhubung dengan dunia melalui sambungan internet.
Untuk mencapai kedaulatan digital tersebut, setidaknya ada tiga ranah yang harus diciptakan yaitu lingkungan, masyarakat, dan ekonomi digital.
Lingkungan digital salah satunya bisa diciptakan melalui pemenuhan kebutuhan infrastruktur telekomunikasi yang merata. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, sejak 2019 hingga 2022 investasi APBN untuk pembangunan infrastruktur digital telah mencapai Rp75 triliun.
Dalam pembangunan kedaulatan digital, literasi dan inklusi digital masyarakat harus terus ditingkatkan demi menambah kualitas digitalisasi dan mendukung langkah transformasi digital Indonesia.
Transformasi digital menjadi salah satu agenda prioritas yang dibahas dalam agenda Presidensi G20 Indonesia. Telkom secara aktif turut serta dalam berbagai agenda G20, khususnya yang terkait digitalisasi. Bahkan Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah mendapat amanat sebagai Chairman B20 Task Force Digitalization.
Mengacu data Kementerian Komunikasi dan Informatika, indeks literasi digital Indonesia ada di angka 3,49 dari rentang 0-5. Ini menandakan tingkat literasi digital masyarakat kian matang dan siap menjadi modal kuat untuk bersaing di era society 5.0.
Upaya membentuk masyarakat digital yang tangguh telah dilakukan Telkom melalui penyediaan berbagai produk dan layanan.
Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak dan BUMN, Telkom berupaya meningkatkan literasi digital melalui pengembangan aplikasi PeduliLindungi, pelaksanaan pendampingan melalui Rumah BUMN, penyediaan sarana inkubasi Amoeba dan Indigo, serta berbagai upaya lain.
Selanjutnya lingkungan dan masyarakat digital tersebut bisa mendorong terbentuknya ekosistem ekonomi digital yang kuat. Melalui digitalisasi, taraf kehidupan masyarakat dapat semakin meningkat dan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, pada 2021 lalu nilai transaksi digital yang terjadi di sektor e-commerce Indonesia mencapai Rp1.000 triliun atau USD70 miliar. Angka ini diprediksi akan terus meningkat hingga USD146 miliar pada 2025.
Baca juga: Digital Talent Makin Dicari, Telkom Siapkan 3 Wadah Inkubasi
Untuk menyokong pertumbuhan ekonomi digital, berbagai produk dan layanan dibutuhkan masyarakat dan pelaku usaha. Karena itu, Telkom telah menghadirkan sejumlah solusi seperti PaDi UMKM (UMKM), Agree (pertanian dan perikanan), Logee (Logistik), BigBox (Satu Data Indonesia), MySooltan, dan banyak layanan digital lainnya.
Telkom memiliki tiga misi untuk membantu perusahaan mewujudkan visi tersebut. Pertama, mempercepat pembangunan infrastruktur dan platform digital cerdas yang berkelanjutan, ekonomi, dan dapat diakses semua kalangan.
Kedua, mengembangkan talenta digital untuk mendorong kemampuan serta tingkat adopsi digital masyarakat. Ketiga, memimpin pembentukan ekosistem digital yang memberi pengalaman terbaik bagi pengguna.
“Masa depan Indonesia akan tergantung pada seberapa mampu negara ini mengoptimalkan kekayaan dan potensinya di ranah digital. Dengan talenta terbaik, teknologi mumpuni, dan ekosistem bisnis yang kuat, Indonesia bisa menjadi pelaku utama ekonomi di regional bahkan dunia dalam beberapa tahun ke depan. Telkom akan berdiri bersama masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk mewujudkan cita-cita tersebut,” tutup Ririek.