Siapa bilang belajar sejarah itu menjemukan? Menelusuri jejak peradaban Dieng akan jadi hal yang menyenangkan apabila disertai dengan kunjungan langsung ke tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah.
Mengunjungi Dieng misalnya, tak hanya jalan-jalan biasa namun kamu juga dapat melihat bukti sejarah awal peradaban Hindu di Pulau Jawa yang berkembang pada masa kejayaan Dinasti Sanjaya pada abad ke-8, lebih tua dari zaman Majapahit di Jawa Timur.
Dieng yang berasal dari kata Di Hyang atau tempat tertinggi, diambil dari bahasa sansekerta yang dapat diartikan sebagai tempat yang tinggi, tempat bersemayam para dewa, ditandai dengan berdirinya candi-candi di Dieng.
Panitia penyelenggara Dieng Culture Festival tahun 2016 berencana menyuguhkan hal yang baru dalam event budaya tahunan itu. Tujuanya agar para wisatawan dapat terlibat dan menyaksikan hal yang berbeda dari tahun penyelenggaraan Dieng Culture Festival tahun-tahun sebelumnya.
Ragam acara Dieng Culture Festival 2016 Dieng Culture Festival 2016 akan dimulai pada tangga 5 Agustus 2016, acara pembukaan festival ini dilaksanakan pada pukul 14.00 di panggung utama, sebelah timur kompleks candi Arjuna. Rencananya setelah pembukaan berlangsung, dipanggung utama akan ada perfom musik Kyai Kanjeng beserta Cak Nun* dari Yogyakarta (*masih dalam konfirmasi). Pertunjukan pembuka festival tersebut akan berakhir pada pukul 17.00 WIB.
Bagi pengunjung yang berminat menikmati sunset, bisa naik ke bukit skuter/scooter yang dapat ditempuh hanya dalam kurun waktu 15 menit dari desa Dieng Kulon, dengan membayar biaya kontribusi bagi pengelola lokasi wisata sebesar lima ribu rupiah. Dari bukit ini juga bisa melihat landscape pemukiman di dataran tinggi Dieng.
Setelah melihat sunset, pengunjung segera bersiap untuk menikmati pertunjukan Jazzatasawan yang akan digelar di panggung utama, timur kompleks candi arjuna. Pertunjukan akan dimulai pukul 20.00 WIB tepat, sangat disarankan pengunjung yang telah memiliki ID Card (tiket khusus DCF 2016) untuk hadir di venue pertunjukan jazz pada pukul 19.30 WIB. Pertunjukan musik ditengah suhu 2-5 derajat celcius ini digelar pada tanggal 5 Agustus 2015 (start pukul 20.00 WIB) dengan menampilkan sejumlah musisi jazz dari berbagai pelosok di tanah air. Para penampil pertunjukan Jazzatasawan akan dirilis bulan Juli 2016.
Keesokan harinya tanggal 6 agustus 2016, pengunjung bisa menikmati sunrise diberbagai puncak gunung di dataran tinggi Dieng. Bisa dari puncak Sikunir, puncak Prau, puncak Pakuwaja, dan atau puncak Pangonan. Disarankan, pengunjung start dari penginapan masing-masing pukul 02.00-04.00, agar tidak terjebak macet saat mendaki dan dapat menikmati sunrise dengan leluasa, tergantung puncak yang hendak dituju.
Setelah puas melihat golden sunrise di pebagai puncak gunung, pada pukul 07.00 s/d selesai, pengunjung dapat mengikuti acara “Jalan Kaki Keliling Kampung” di dataran tinggi Dieng, diakhiri dengan penerbangan ribuan balon gas dan minum purwaceng bersama-sama. Panitia akan menyediakan sejumlah doorprize buat peserta jalan kaki keliling kampung. Start dan finish dari kompleks gedung Soeharto-Withlam, Dieng.
Pada tanggal 6 Agustus 2016, sepanjang hari ada ragam pertunjukan seni tradisi yang tersebar diberbagai lokasi, baik dipanggung utama maupun panggung khusus budaya. Ragam pertunjukan seni tradisi itu bukan hanya dari dataran tinggi Dieng, tetapi juga dari berbagai daerah lain yang ikut berpartisipasi dalam Dieng Culture Festival tahun 2016. Ditengah menyaksikan pertunjukan seni tradisi tersebut, pengunjung dapat menikmati wisata alam di Dieng, seperti telaga warna, kawah sikidang, maupun lokasi wisata alam lainnya.
Malam harinya pada pukul 20.00 WIB, di panggung utama akan digelar pertunjukan musik akustik, dan stand up comedy, sebelum acara penerbangan lampion yang akan dilakukan secara bersama-sama.
Lampion akan diterbangkan secara bersama-sama pada pukul 21.00 WIB. Sangat disarankan, semua pengunjung untuk TIDAK menerbangkan lampion sebelum ada aba-aba dari MC acara. Diperkirakan, waktu penerbangan memakan waktu hingga 45 menit, karena panitia menyediakan 5000 lampion untuk para pengunjung ber-ID Card. Pada saat bersamaan, sejumlah musisi akan menyemarakan penerbangan lampion dengan berbagai lantunan lagu dan musik dari panggung utama.
Selain lampion, ada pula kembang api yang dibagikan kepada pengunjung yang membeli tiket khusus DCF saat penukaran tiket. Kembang api ini akan dinyalakan sesaat setelah lampion diterbangkan, diperkirakan pada pukul 21.45 WIB, pesta kembang api dimulai. Ada 15 ribu letusan kembang api akan menghiasi langit Dieng, setelah penerbangan lampion usai.
Penyelenggara Dieng Culture Festival berharap pengunjung bisa mematuhi ketentuan, bahwa kembang api dinyalakan setelah lampion diterbangkan, agar tidak mengganggu lampion yang sedang terbang. Acara penerbangan lampion, pesta kembang api, dan musik akustik ini akan berakhir pada pukul 23.00 WIB.
Pada hari Minggu, 7 Agustus 2016 adalah hari terakhir festival budaya di negeri atas awan ini, yakni rangkaian ritual cukur rambut anak gembel. Acara dimulai dengan kirab budaya dari rumah pemangku adat Mbah Naryono pada pukul 06.00 WIB. Khusus acara kirab budaya, panitia penyelenggara akan membuka kesempatan bagi pengunjung yang berminat terlibat untuk ikut kirab budaya dengan pakaian adat masing-masing. Namun, kami membatasi hanya untuk 80 orang. Para wisatawan yang berminat untuk terlibat dalam kirab budaya akan diminta mendaftar dengan ketentuan yang ditentukan oleh panitia.
Setelah kirab budaya keliling Dieng, rangkaian acara ritual potong rambut gembel adalah jamasan di Dharmasala, sebelum pemotongan rambut di Kompleks Candi Arjuna. Sejumlah anak berambut gembel, akan dicukur rambutnya oleh sejumlah tokoh yang ditunjuk oleh panitia penyelenggara untuk mencukur, dipimpin oleh pemimpin spiritual suku Dieng, mbah Naryono. Acara ini akan berakhir pada pukul 13.00 WIB.
Sementara di kompleks candi Arjuna ada upacara pemotongan rambut, dipanggung budaya ada pagelaran wayang kulit khusus ritual, dan berbagai pertunjukan seni tradisi dipanggung dan atau lokasi lain yang dapat dinikmati oleh para pengunjung.