Meriam di Istana Ini untuk Menembak Kuntilanak

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Pontianak, Kalimantan Barat, rasanya menjadi destinasi yang pas jika Anda tertarik menelusuri sejarah Melayu di Indonesia.

Di Bumi Khatulistiwa ini, kita bisa menjumpai beberapa istana peninggalan keraton Melayu, termasuk Istana Kadriah yang masih berdiri megah dan kokoh. Istana Kadriah dapat disebut istana Melayu terbesar yang berada di wilayah tersebut.

Istana yang merupakan peninggalan kesultanan Melayu ini terletak tepat di persimpangan sungai, yakni Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas. Posisinya yang dekat dengan pusat Kota Pontianak, memudahkan para wisatawan yang ingin mengunjunginya.

Anda akan dihadapkan dengan sebuah pelataran yang luas saat memasuki kompleks Istana Kadriah. Dari jauh, bangunan megah berwarna kuning yang 'eye catching' seakan menyambut semua pengunjung yang datang.

Sama seperti keraton-keraton Melayu lainnya yang ada di Kalimantan Barat, para pengunjung dapat menemukan senjata meriam di halaman depan istana ini. Selain untuk alasan keamanan, meriam juga dipakai untuk menembak hantu kuntilanak, sebagai cikal-bakal lahirnya Kota Pontianak.

Menurut cerita masyarakat setempat, Syarif Abdurrahman Alkadrie yang datang ke Pulau Kalimantan untuk menyebarkan agama Islam, menyisiri Sungai Kapuas sepanjang 1.100 meter. Dalam perjalanannya ini, dia sering diganggu oleh hantu kuntilanak.

Dari nama kuntilanak itulah nama Pontianak berasal, di mana masyarakat Pontianak sering menyebut kuntilanak sebagai hantu Puntianak.

 

Berita Terkait: