Metrasat Kian Melesat dengan Satelit T3S

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Layanan Metrasat kian melesat sejak satelit Telkom 3S (T3S) mulai dioperasikan oleh Telkom pada pekan lalu.

Metrasat adalah penyelenggara jaringan berbasis satelit, khususnya dibidang satelit data communication services menggunakan very small aperture terminal (VSAT). Metrasat adalah divisi yang dikelola anak usaha Telkom, PT Multimedia Nusantara (Metra). (Baca:Satelit T3S mulai beroperasi)

“Baru kemarin kita kontrak untuk manfaatkan satelit T3S bagi produk Mangoesky. Perkiraannya untuk produk ini saja bisa ramp up 5-6 transponder dari T3S atau bahkan bisa lebih tergantung growth dari pasar,” ungkap Managing Director Metrasat Bogi Witjaksono kepada IndoTelko, Senin (10/4).

Mangoesky adalah salah satu produk andalan dari Metrasat yang menyasar pasar UKM, pemerintah, atau peritel seperti Alfamart. Produk ini menyediakan akses internet dan TV berbayar berbasis VSAT. (Baca:Profil Mangoesky)

“Kita untuk Alfamart saja sudah kelola seribu titik VSAT-nya. Metrasat jika secara keseluruhan produk kelola 19 ribu titik, hingga ke perbatasan NKRI,” ulasnya.

Beberapa waktu lalu, Bogi mengatakan kebutuhan transponder bagi bisnis Metrasat lumayan besar yakni secara total sekitar 100 transponder. Mayoritas kebutuhan ini dipasok transponder asing. Adanya satelit T3S menjadikan untuk C Band bisa dipenuhi, sedangkan Ku Band melihat kebutuhan pasar.

“Jika dilihat potensi pelanggan Mangoesky ini besar. Apalagi kita bisa kasih standar kecepatan internet 2 Mbps up to 2,5 Mbps. Resort, hotel, peritel, dan lainnya butuh produk semacam ini,” katanya. 

Seperti diketahui, satelit T3S yang menelan investasi US$ 215 juta  dengan kapasitas 49 transponder, terdiri atas 24 transponder C-Band (24 TPE), 8 transponder extended C-Band (12 TPE), dan 10 transponder Ku-band (13 TPE)

Penambahan 49 transponder, saat Telkom 3S beroperasi menjadikan Telkom mengelola 109 transponder dari tiga satelit (Telkom-1, Telkom-2, dan Telkom-3S). Sebelum ada Telkom 3S, Telkom memakai 60 transponder dari dua satelitnya dan menyewa 67 transponder dari satelit asing.

Infrastruktur ini adalah satelit ke-18 dari Indonesia sejak satelit Palapa A1 diluncurkan pada 9 Juli 1976. Telkom 3S jadi satelit ke-9 milik Telkom.(Baca:Kumpulan berita T3S)

Saat ini Telkom membagi bisnis satelit sesuai pasar yakni Upstream dan Downstream. Upstream adalah untuk mengelola beberapa satelit yang dimiliki Telkom di angkasa dan wholesale transponder. Sementara downstream memberikan pelayanan diantaranya Very Small Aperture Terminal (VSAT). (Baca:Konsolidasi bisnis satelit Telkom)

Pemainnya di Telkom ada Divisi Enterprise, anak usaha Patrakom, serta Metrasat. Dalam konsolidasi rencananya untuk urusan bisnis upstream akan dikelola oleh Divisi Wholesales dari Telkom. Sementara Patrakom dan Metrasat akan dikonsolidasikan untuk fokus di downstream.

Bisnis downstream lumayan memberikan penghasilan bagi Telkom dimana tahun lalu diperkirakan meraih pendapatan sekitar Rp 2,5 triliun.(id)