Militer China Tuding Kamera Tesla Jadi Mata-mata, Ini Kata Elon Musk

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Tesla Model 3 (Foto: Uzone.id)

Uzone.id- CEO Tesla Elon Musk mengatakan bahwa perusahaannya akan ditutup jika mobil listrik Tesla dipakai untuk memata-matai China.

Komentar itu sebagai tanggapan atas laporan bahwa militer China telah melarang mobil Tesla dari fasilitasnya.

Militer telah menyuarakan keprihatinan keamanan tentang data yang dikumpulkan oleh kamera yang dipasang di dalam mobil Tesla.

China adalah pasar terbesar Tesla setelah AS, menyumbang seperempat dari penjualan global Tesla pada tahun 2020.

Pada Sabtu (20/3/2021), Musk mengatakan bahwa sebuah bisnis melakukan kegiatan mata-mata pada pemerintah asing, "efek negatif bagi perusahaan itu akan sangat buruk."

"Ada dorongan yang sangat kuat bagi kami untuk sangat merahasiakan informasi apa paun," kata Musk kepada forum bisni China yang berpengaruh lewat tautan video.

BACA JUGA:Xiaomi Bikin Mobil Listrik Sendiri, Saham Melonjak 2,6 Persen

Jika Tesla pakai mobil untuk memata-matai di China atau di mana pun, kami akan ditutup."

Sudah lama ada ketidaknyamanan tentang kehadiran perusahaan besar asal AS yang beroperasi di China dan begitu juga sebaliknya.

Hubungan antara China dan AS - dua ekonomi terbesar di dunia - paling menegangkan selama bertahun-tahun.

Awal pekan ini, para pejabat dari kedua negara saling meluapkan kemarahan dalam pembicaraan tingkat tinggi pertama antara pemerintah China dan pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Musk mendesak rasa saling percaya yang lebih besar antara China dan AS.

Dia berusaha untuk memperkecil kekhawatiran atas perusahaan yang berbagi data sensitif dengan pemerintah asal mereka, merujuk pada kasus TikTok asal China.

Tahun lalu, mantan Presiden AS Donald Trump mengancam akan melarang TikTok di AS karena khawatir data pengguna bisa diserahkan kepada pemerintah China.

"Bahkan jika ada mata-mata, apa yang dipelajari negara lain dan apakah itu benar-benar penting?," kata Musk.

Tesla mendapat persetujuan membangun pabrik di China pada 2018. China memang jadi pasar mobil terbesar di dunia dan pemerintahnya gencar mempromosikan masyarakat agar beralih ke mobil listrik. Tesla pun meraih keuntungan USD721 juta pada tahun 2020 di Negeri Tirai Bambu itu. (BBC)

VIDEO 5 Ponsel Murah Indonesia, Harga di Bawah Rp2,5 Juta