Minyak Kelapa, Pencegah Kanker dari Tepi Pantai

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Dari sekian banyak jenis minyak goreng yang tersedia di pasaran, mana yang paling sering Anda gunakan?

Memasak tidak hanya menjadi proses kreasi menu yang menggoyang lidah. Anda juga perlu memperhatikan keamanan dan kesehatan dari minyak goreng yang digunakan. Dari berbagai jenis minyak goreng--seperti minyak sawit, minyak kelapa, minyak zaitun, minyak canola, minyak safflower, dan minyak bunga matahari - seluruhnya mengandung 'long chain fatty acids' (LCFA).

LCFA merupakan zat yang diproses menjadi asam lemak yang nantinya akann diserap oleh usus. Asam lemak ini kemudian disusun kembali menjadi lipo-protein, lalu diubah menjadi kolesterol, energi, dan jaringan lemak di hati. Kolesterol, salah satu hasil akhir dari proses LCFA, menjadi pemicu berbagai penyakit berbahaya, seperti stroke, penyakit jantung, hingga kanker.

Kandungan LCF dalam beraneka jenis minyak goreng memiliki kadarnya tersendiri, di antaranya minyak safflower 78%, minyak bunga matahari 69%, minyak sawit 51%, minyak canola 31%, minyak zaitun 9%, minyak kelapa 2%. Banyak orang, khususnya para penggiat pola makan vegetarian memilih minyak zaitun, karena dikenal menyehatkan, bahkan dapat digunakan sebagai bahan perawatan kecantikan. Namun ada yang lebih menyehatkan daripada minyak zaitun, yaitu minyak kelapa.

Sebagai negara maritim dengan kawasan perairan begitu luas, Indonesia dikenal sebagai salah satu penghasil kelapa terbesar di dunia. Pohonnya yang mudah ditemukan di pinggir pantai membuat produksi minyak kelapa pun begitu tinggi. Minyak kelapa banyak digunakan di berbagai keperluan, seperti memasak, pijat, hingga perawatan rambut. Kebaikan minyak kelapa terkandung dari vitamin A, D, E, K, dan provitamin A (karoten) yang larut dalam lemak. Seluruhnya penting bagi metabolisme tubuh dan aman bagi pencernaan.

Riset membuktikan, penduduk sebuah pulau di samudera Pasifik yang selalu memasak dengan minyak kelapa terbukti memiliki kadar kolesterol jahat yang minim. Kolesterol jahat ini di antaranya low-density lipoprotein dan LDL cholesterol menjadi penyebab berbagai penyakit berbahaya. Sebaliknya, kandungan kolesterol baik, seperti high-density lipoprotein dan HDL cholesterol, dalam tubuh mereka semakin meningkat.

Sayangnya, produksi minyak kelapa terkalahkan oleh minyak sawit, karena petani kelapa tidak mendapat dukungan cukup untuk mengembangkan usahanya. Padahal minyak sawit memiliki kandungan LCFA sebesar 51%, jauh lebih tinggi dari minyak kelapa yang hanya 2%.

dari Berbagai Sumber

(rere/adm)