Mobil Murah Sudah Gak Bisa Lagi Dongkrak Penjualan Mobil Nasional?

pada 10 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Industri otomotif roda empat di dalam negeri sedang dalam fase yang sulit karena penjualannya tidak bisa melebihi dari 1 juta unit per tahun. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pun masih mencari penyebabpenjualan mobilyang tak bisa meningkat.

Kukuh Kumara selaku Sekretaris UmumGaikindomengatakan sedang bekerja sama dengan LPEM (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI).

Secara hasil analisa belum menemukan jawaban, termasuk mengenai pertanyaan apakah disebabkan dari harga mobil yang saat ini sudah kemahalan? 

"Kita enggak gegabah dalam mencari solusinya, sekarang kita sedang mengkaji dengan LPEM UI, kenapa ini satu dekade masih satu juta, jadi banyak sisi yang kita lihat apakah mobilnya terlalu mahal, apakah kemudian perlu sisi lain lagi, misalnya pertumbuhan ekonomi, belum selesai studinya," ujar Kukuh dalam diskusi Forum Wartawan Otomotif, Selasa (16/1).

Jika ditelisik, pasar otomotif roda empat di Indonesia memiliki jajaran mobil murah mulai dari Rp130 jutaan.

Seperti mobil Low Cost Green Car (LCGC) yang mampu membuat penjualan mobil di Indonesia mencapai angka satu juga unit per tahun. Segmen ini diisi oleh beberapa merek industri roda empat.

Mulai dari Honda yang memiliki Brio Satya yang dijual sebesar Rp167,9 juta hingga Rp198,3 juta. Kemudian terdapat Toyota yang menjual Agya sebagai LCGC city car 5-penumpang dengan harga Rp167,9 juta hingga Rp191,4 juta.

Mobil LCGC paling murah dimiliki oleh Daihatsu dengan kembaran Agya yakni Ayla yang dibanderol Rp135 juta hingga Rp190,9 juta. Sementara itu juga terdapat Sigra yang merupakan LCGC 7-penumpang yang dijual Rp138 juta hingga Rp181,6 juta.

Daihatsu Sigra juga memiliki kembaran dari Toyota yakni Calya. LCGC 7-penumpang ini paling murah dijual sebesar Rp164,7 juta hingga Rp173,2 juta.

Sementara untuk mobil Low Multi Purpose Vehicle (LMPV) yang menjadi banyak pilihan utama warga Indonesia, saat ini memiliki rentang harga mulai Rp220 jutaan.

Paling murah lagi-lagi datang dari Daihatsu dengan Xenia yang dijual mulai Rp222,6 jutaan hingga Rp279,8 jutaan. Kembarannya yakni Toyota Avanza dijual mulai Rp237,1 jutaa, sedangkan Veloz dijual mulai Rp290,7 juta hingga Rp315,3 juta.

Kompetitornya yakni Mitsubishi Xpander dijual paling murah mulai dari Rp261,2 juta hingga Rp315,9 jutaan. Lanjut ke pendatang baru yakni Hyundai Stargazer memiliki rentang harga mulai Rp248,6 juta hingga Rp320,9 jutaan.

Tak lupa juga Suzuki Ertiga saat ini dijual mulai dari Rp228,4 juta hingga Rp262,8 jutaan. Sementara versi mild hybrid-nya dijual mulai Rp273,7 juta sampai Rp295,6 jutaan.

Seperti diketahui, pasar mobil di Indonesia menunjukkan angka yang stagnan tidak lebih dari angka 1 juta unit per tahunnya. Sementara dari rasio kepemilikan mobil masih sekitar 99 mobil per 1.000 penduduk.

Penjualan tertinggi di pasar otomotif roda empat dalam negeri terjadi pada tahun 2013. 10 tahun lalu, penjualan mobil di Indonesia mencapai angka 1.229.881, kemudian terus merosot di tahun-tahun berikutnya.

Berdasarkan paparan LPEM FEB UI di GIIAS 2023 kemarin, pendapatan per kapita yang naik tipis 3,65 persen per tahunnya membuat Indonesia masih dalam kelompok negara berpendapatan menengah-atas awal.

Pendapatan per kapita yang meningkat tidak signifikan disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang hanya lima persen dalam kurun waktu 2015-2022. Hal ini menjadi penyebab penjualan mobil di Indonesia terhambat hanya di 1 juta unit saja.