Mood Ambruk? Segera Cari Penyebabnya, Kalau Tidak?

pada 7 tahun lalu - by

Moodjelek kerap mempengaruhi performa kerja karyawan. Sudah merasa bekerja maksimal, tapi atasan menganggapnya kurang. Jika mood sedang turun, semangat "melarikan diri" sesaat dari masalah ini dapat mengobati luka hati. 


Konsultan manajemen dan psikologi, Haryo Utomo Suryosumarto, mengatakan bahwa "Seharusnya, ketika merasakanmoodturun, karyawan mulai mengidentifikasi penyebabnya. "Dicarikan solusinya agarmoodtidak terus turun."

Jikamoodsedang jelek, kata dia, ada baiknya karyawan merenungkan tujuan dia bekerja di perusahaan tersebut. "Apakah tujuan dia bisa tercapai dengan bekerja di perusahaan itu," katanya.

Bila perusahaan itu memang menjawab tujuan dasar ia bekerja, biasanyamoodyang turun ini hanya hambatan sesaat. Tapi jika jawaban dari perenungan itu ternyata perusahaan tak mampu memenuhi standar tujuan pencapaian bekerja, sebaiknya karyawan mulai mengeksplorasi kemampuannya di tempat lain.

Di lain pihak, kata Haryo, perusahaan seharusnya menerapkan tolok ukur yang jelas dalam mengapresiasi kerja karyawannya. "Tidak boleh ada penilaian yang subyektif," ujarnya. Tindakan ini akan memudahkan karyawan mengukur sendiri performa kerjanya. "Dia bisa mengenali sendiri apakah prestasinya mengalamiachievementatau justru under-achievement."

Selain itu, seyogianya perusahaan juga melakukan koreksi atas tindakan yang dianggap merugikan karyawannya. Jika perusahaan sudah mengakui karyawannya menunjukkan penampilan kerja maksimal, secepatnya memberikan penghargaan. "Kalau ada keterlambatanreward, maka harus dikomunikasikan di awal. Kalau enggak, bisa (jadi) bumerang dan mendemotivasi karyawan."

Pemilik lembaga konsultasi psikologi PSYCHOdiarra, Diding Supendi, memberikan pandangan yang agak berbeda. Menurut dia,moodyang jelek tak akan terlalu mengkhawatirkan lantaran karyawan belum melakukan aksi sama sekali. "Masih di angan-angan, levelnya di bawah motivasi dan dorongan," kata dia.

Jikamooditu sudah mempengaruhi motivasi, barulah perusahaan patut waspada. Karyawan bekerja dengan setengah hati. Ini artinya, "Perusahaan gagal memiliki karyawan dan sebaliknya membuat karyawan merasa memiliki perusahaan." Solusinya adalah perusahaan menciptakan suasana kerja yang menyenangkan dan menciptakan perasaan saling memiliki.

Di sisi lain, agar motivasi bekerja tidak turun, karyawan mulai melakukan tiga hal. Ia harus menerima kenyataan apresiasi atasan belum saatnya ia terima. Karyawan juga mulai melakukan koreksi atas kekurangan yang dimiliki demi perubahan yang lebih baik, dan ia harus menetapkangoalatau tujuan dia bekerja.

ISTIQOMATUL HAYATI

Berita lainnya:
7 Fakta Negatif Bekerja di Malam Hari
Kerap Membawa Pekerjaan Kantor ke Rumah, Apa Dampaknya?
Mau Lolos Kerja? Riwayat Hidup Harus Unik dan Berkarakter

 

 

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait: