Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan Tanggal 13 April, Begini Metode Hisabnya
Ilustrasi (Foto: Sanni Sahil / Unsplash)
Uzone.id- Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mengeluarkan Maklumat nomor 01/MLM/I.0/E/2021 pada 10 Februari 2021 tentang penetapan hasil hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1442 Hijriah.
Dari maklumat tersebut dalam ditetapkan bahwa bulan Ramadan jatuh pada 1442 Hijriyah atau pada Selasa, 13 April 2021 M, 1 Syawal 1442 H jatuh pada Kamis Wage, 13 Mei 2021 M, 1 Zulhijah 1442 H jatuh pada Ahad Pon, 11 Juli 2021 M.
Sementara, Hari Arafah 9 Zulhijah 144 H, pada Senin, 19 Juli 2021 M dan Idul Adha 10 Zulhijah 1442 H, pada Selasa, 20 Juli 2021 M, sepeti dilansirUzone.iddariMuhammadiyah.or.id.
Bagaimana metode hisab yang dipakai Muhammadiyah?
Metode hisab ada kaitannya dengan ilmu falak. Penentuan untuk hari-hari penting tersebut, Muhammadiyah menggunakan metode hisab.
Dalam bidang fikih menyangkut penentuan waktu-waktu ibadah, hisab digunakan dalam arti perhitungan waktu dan arah tempat guna kepentingan pelaksanaan ibadah, seperti penentuan waktu salat, waktu puasa, waktu Idulfitri, waktu haji, dan waktu gerhana untuk melaksanakan salat gerhana, serta penetapan arah kiblat agar dapat melaksanakan salat dengan arah yang tepat ke Kakbah.
Penetapan waktu dan arah tersebut dilakukan dengan perhitungan terhadap posisi-posisi geometris benda-benda langit, khususnya matahari, bulan, dan bumi yang digunakan untuk menentukan waktu-waktu di muka bumi dan arah.
Pengkajian tentang posisi-posisi geometris benda-benda langit untuk menentukan penjadwalan waktu di muka bumi ini merupakan bagian peradaban Islam yang disebut ilmu haiah (astronomi) atau yang sering juga disebut dengan ilmu falak.
Ilmu falak (astronomi atau ilmu haiah) jauh lebih luas dari sekedar mempelajari posisi geometris benda langit untuk tujuan praktis seperti penentuan waktu.
Ilmu falak syar’i terkadang disebut pula dengan ilmu hisab. Hanya saja penamaan dengan ilmu hisab ini populer di kalangan beberapa fukaha.
Sesungguhnya dalam khazanah ilmu pengetahuan Islam secara umum, terutama di lingkungan para pengkaji sains Islam di masa lampau, ilmu hisab bukan ilmu falak, melainkan adalah ilmu hitung (aritmetika), yaitu suatu cabang pengetahuan yang mengkaji tentang bilangan melalui penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan seterusnya serta penggunaannya untuk berbagai keperluan dalam kehidupan sehari-hari.
Hisab yang digunakan Muhammadiyah adalah hijab wujud al-hilal, yakni metode menetapkan awal bulan baru yang menegaskan bahwa bulan Qamariah baru dimulai apabila telah terpenuhinya tiga parameter : telah terjadi konjungsi atau ijtimak, ijtimak itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk.
VIDEO 5 Hal yang Paling Gue Suka dari Samsung Galaxy A72