Muncul Petisi Setop Film ‘Naura & Genk Juara’
Film ‘Naura & Genk Juara’ jadi perbincangan bukan hanya karena film ini dinilai menginspirasi bagi sebagian penontonnya. Banyak pihak yang merasa bahwa penokohan penjahat dalam film garapan sutradara Eugene Panji ini terkesan mendiskreditkan Islam.
Tokoh penjahat digambarkan dalam beberapa adegan menggunakan kalimat-kalimat suci dalam agama Islam. Sementara tokoh utama anak-anak dalam film ini tak digambarkan memiliki kedekatan dengan agama melalui pelafalan dialog berdoa atau kalimat-kalimat suci.
Soal keberatan terhadap penggambaran tokoh Trio Licik ini banyak di bahas di grup WhatsApp dan media sosial Facebook serta Instagram. Kini muncul juga petisi agar film Naura & Genk Juara disetop.
Petisi itu digagas oleh Windi Ningsih dari Jakarta Timur. Hingga saat ini sudah ada 22.684 orang yang ikut menandatangani petisi di change.org tersebut. Berikut deskripsi dari petisi itu:
“Salah satu tugas sebagai orang tua adalah memilihkan hal-hal terbaik untuk tumbuh kembang dan pendidikan anak, termasuk untuk tontonan. Di tengah minimnya film anak, kehadiran film Naura dan Genk Juara (NGJ) diharapkan mampu menjadi salah satu tayangan yang bermanfaat bagi anak-anak. Namun sungguh disayangkan, dalam film tersebut kami mendapati banyak sekali hal yang tidak layak untuk anak-anak, termasuk pelecehan terhadap agama, dalam hal ini adalah pelecehan terhadap Islam.
Banyak yang kami soroti dari film tersebut di antaranya adalah penggunaan busana anak yang tidak sesuai dengan adat timur kita, di mana tokoh utama memakai celana sangat pendek yang kita kenal dengan hot pants, penokohan tokoh jahat yang sangat centil dan cenderung psikopat yang merupakan contoh buruk untuk anak-anak, dan yang paling kami perhatikan adalah penampilan berjenggot dan penggunaan kalimat-kalimat suci dalam agama Islam yang sengaja digunakan oleh tokoh penjahat yang dinamai Trio Licik!
Poin terakhir ini yang sangat kami soroti. Di tengah masyarakat yang mengedepankan kebhinekaan, menjunjung tinggi toleransi antar ummat beragama, dan saling menghormati dengan sesama, kami melihat film ini justru sangat berpotensi memecah belah persatuan karena menyakiti ummat Islam.
Untuk itu, kami meminta pada para Bapak dan Ibu yang berwenang dalam hal penyiaran, pendistribusian, dan pengawasan perfilman di Indonesia untuk dapat menindak tegas hal ini. Kami minta produser, sutradara, dan penulis skenario film Naura dan Genk Juara untuk MEMINTA MAAF di hadapn publik mengenai pelecehan terhadap ummat Islam! Kami meminta pada pihak yang berwenang untuk MENARIK dan MENSTOP peredaran dan pemutaran film Naura dan Genk Juara dari jaringan industri perfilman di Indonesia karena memecah belah persatuan bangsa!
Demikian petisi ini kami buat. Terima kasih.”
kumparan (kumparan.com) meminta komentar sutradara Eugene Panji mengenai kontroversi yang beredar. Dia mengaku patah hati dengan isu yang beredar.
"Terserah mereka memandangnya apa, tapi film ini film baik, film sehat dan mengajarkan tentang hubungan vertikal dan horizontal. Bagaimana kamu menghormati ciptaan Tuhan, mencintai Tuhan, menghormati orang tua dll. Tapi kemudian film itu dilempar ke ranah sensitif, susah juga mendebatnya," kata dia.
"Bisa enggak sih kita sedikit dewasa menyikapi kalau ini film anak-anak loh? Anak-anak yang banyak kehilangan film soal anak dan musik soal anak. Sekalinya muncul diginiin, makanya sayabroken heartbanget," tambah dia.