Musik Rock and Roll Ternyata Tidak Ramah Lingkungan

pada 6 tahun lalu - by

Rock And Roll Ain't Noise Pollution adalah salah lagu satu karya band rock legendaris AC/DC. Dalam liriknya ditulis bahwa musik rock and roll bukanlah polusi suara.

Namun sebuah studi terbaru malah membuktikan hal sebaliknya. DilansirIFL Science, dalam studi yang telah dipublikasikan di jurnal Ecology and Evolution ini ditemukan bahwa musik genre hard rock bisa mengganggu suatu ekosistem.

Dalam studi ini, tim peneliti dari Mississipi State University mempelajari efek dari beberapa genre musik berbeda pada pohon kedelai, kutu daun, dan juga serangga kepik. Masing-masing musik diperdengarkan dengan volume maksimal dan volume sedang.

Selain itu ada juga 17 rekaman suara perkotaan dan industri yang diperdengarkan.

Dalam studi ini tidak ditemukan adanya efek ketika kutu daun dan tanaman keledai diperdengarkan musik-musik tersebut dalam suatu isolasi. Namun ketika kepik, kutu, dan tumbuhan kedelai diletakan dalam satu tempat yang sama, membentuk sebuah ekosistem simpel, barulah peneliti menemukan hal yang menarik.

Studi ini menemukan, dalam kondisi normal, yaitu saat tidak ada musik, kepik berhasil menurunkan jumlah kutu. Hal itu membuat tanaman kedelai bisa tumbuh dengan baik, bebas dari gangguan hama.

Namun saat lagu rock and roll dari band AC/DC diperdengarkan, populasi kutu justru meningkat dan tingkat pertumbuhan tanaman menurun. 

Para peneliti menemukan bahwa ukuran populasi kutu jadi 40 kali lebih besar dan ukuran tanaman jadi 25 persen lebih kecil ketika diperdengarkan lagu AC/DC dalam volume penuh atau tinggi. Sementara saat lagu AC/DC diperdengerakan dalam volume sedang, efek negatif tersebut jadi sedikit berkurang.

Studi ini menunjukkan bahwa genre musik yang berbeda juga memberikan efek berbeda pada tanaman dan serangga. Sebab, musik genre country dan musik daerah ternyata tidak memiliki efek terhadap sikap serangga. Ditemukan juga bahwa efek genre rock biasa dan suara perkotaan tidak separah efek lagu AC/DC.

Sayangnya para peneliti belum mengetahui alasan dibalik hal tersebut.

Dijelaskan, kepik sebenanya tidak memiliki telinga ataupun suatu cara untuk menerima suara dari luar. Jadi, polusi suara mungkin mengganggu kepik melalui getaran yang terjadi secara tidak langsung.

Namun diperlukan studi lanjutan untuk mengonfirmasi hal tersebut. Menurut Brandon Barton, ahli biologi yang memimpin studi, temuan ini bisa menjelaskan bagaimana polusi udara mempengaruhi interaksi antar spesies.

"Suatu gangguan biologis, bahkan pada tingkat serangga kepik, dapat mempengaruhi keseluruhan jaringan makanan," ujarnya.