Nasib Band Seventeen usai Jadi Korban Tsunami

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Ifan menjadi satu-satunya personel band Seventeenyang selamat dari bencana tsunami di Selat Sundabeberapa waktu lalu. Ia ditinggal penggebuk drum Windu Andi Darmawan, gitaris Herman Sikumbang dan pemetik bas M. Awal Purbani.

Istri sang pemilik nama lengkap Riefian Fajarsyah itu juga ditemukan meninggal dunia.

Ifan berduka. Ia bahkan menyampaikan pamit terima kasih atas nama rekan-rekan band-nya dalam unggahan di Instagram. Namun nama Seventeen sebenarnya belum bisa mati begitu saja. Dituturkan manajer Yulia Dian, Seventeen masih punya kontrak yang harus diurus.

Dalam wawancara denganAntaranewsYulia menyatakan, suasana duka membuatnya belum membicarakan apa pun soal nasib Seventeen ke depan. Namun ia tak menampik penyelesaian kontrak menjadi fokus utama manajemen band dalam waktu dekat.

Yulia tidak menyebutkan kontrak yang dimaksud satu per satu. Namun salah satunya, kata dia, adalah manggung saat tahun baru mendatang.

"Iya ada manggung tahun baru di Mempawah [Kalimantan Barat]," ujarnya.
 

Tanpa tiga personel utama, ditambah sang vokalis yang masih dalam duka mendalam, Yulia belum memastikan bagaimana nasib panggung itu. Masih ada pula serentetan kontrak lain.

Seventeen menjadi korban tsunami Banten saat tampil di acara gathering PLN. Baru main dua lagu, tiba-tiba air menerjang dari belakang panggung. Tiga personel Seventeen dan road manajernya meninggal dunia. Pun demikian dengan istri Ifan.

Ifan yang selamat, diobati di klinik setempat. Satu per satu lalu ia mendapati kabar duka soal kawan-kawannya, dan terakhir soal istrinya. Istri Ifan saat ini sudah dimakamkan di Jawa Timur. Selain Seventeen, Aa Jimmy juga menjadi korban bencana itu.


Seventeen dibentuk di Yogyakarta pada 1999. Mereka sudah punya enam album sebelum tergulung tsunami Selat Sunda, yakniBintang Terpilih(1999),Sweet Seventeen(2005),Lelaki Hebat(2008),Dunia yang Indah(2011),5ang Juara(2013), danPantang Mundur(2016).

Berita Terkait