Netflix Belanja Konten Besar-besaran di Tahun 2019. Apa Penyebabnya?
Netflix pernah diremehkan, dianggap tidak mampu menyuguhkan film atau serial dengan kualitas yang baik. Netflix dianggap tidak penting dan hanya omong kosong belaka. Tapi itu dulu, dan kini Netflix memutarbalikkan keadaan. Netflix kini justru selalu dinanti para pencinta film dan serial dari berbagai belahan dunia.
Salah satu bukti kesuksesan Netflix dalam menghadirkan film dan serial yang berkualitas dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat ialah dengan masuknya salah satu film Netflix yaitu Roma ke dalam nominasi film terbaik oscar 2019.
Namun Netflix tidak mau berhenti, Netflik terus melaju. Baru-baru ini Netflix menggelontorkan uang ratusan triliun untuk belanja konten. Konten apa ya yang dibeli oleh Netflix? Dan kenapa bisa menghabiskan uang yang begitu banyak?
Netflix, platform penyedia layanan on-demand video, nampaknya semakin masif memperkaya koleksi serial dan film orisinilnya. Beberapa analisis Wall Street sudah memperkirakan bahwa Netflix akan merogoh kocek hingga 15 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 213 triliun untuk memperbanyak konten orisinilnya sepanjang tahun 2019.
Angka tersebut mengalami kenaikan hingga 25 persen dari anggaran produksi pada tahun 2018, yakni 12,4 miliar dollar AS atau Rp 173 triliun. Sebenarnya, Netflix pada tahun lalu dengan anggaran tersebut sudah terbilang produktif menghasilkan berbagai macam serial dan film.
Sebagaimana dilansir oleh Kompas.com, Kamis (31/1), konten orisinal terbaru dari Netflix hampir dirilis setiap pekan. Konten tersebut menargetkan segmen yang sangat beragam, lintar genre, dan lintas usia. Beberapa serial dan film Netflix yang tengah ramai dibicarakan adalah Bodyguard (drama), Altered Carbon (sci-fi), Chilling Adventures of Sabrina (fantasi), Disenchement (animasi), The Haunting of Hill House (thriller), dan Shirkers (dokumenter).
Bahkan, salah satu video semi autobiografi berjudul Roma yang tayang di Netflix masuk nominasi kategori Best Picture di Academy Awards, lho. Film besutan sutradara Alfonso Cuaron ini bahkan menggandeng salah satu aktrisnya sebagai nominasi Best Actress di Academy Awards.
Dengan melimpahnya konten yang diproduksi, wajar jika Netflix diprediksi akan mengalami kerugian hingga 3 miliar dollar AS (Rp 42,9 triliun) di tahun ini. Netflix pun mengungkapkan pada investornya baahwa mereka akan terus “membakar uang” guna meningkatkan jumlah pelanggan. Saat ini diketahui Netflix mempunyai hutang jangka panjang sekitar 10,4 miliar dollar AS atau Rp 148,6 triliun.
Rencana Netflix menggolontorkan lebih banyak dana di tahun ini pun rupanya strategi agar tidak kalah saing. Pasalnya, beberapa konglomerat media sudah berancang-ancang akan membuat layanan streaming yang dikhawatirkan akan menggoyahkan posisi Netflix. Mereka adalah Disney, NBCUniversal, dan WarnerMedia.
Saat ini, sekitar 50 persen serial yang paling banyak ditonton di Netflix pun bukan orisinal milik Netflix. Tiga teratas, The Office (Deedle-Dee Production), Friends (WarnerMedia), dan Parks and Recreation (Universal Television, Deedle-Dee Production), juga ditayangkan melalui jaringan NBC.
Untuk memperpanjang penyiaran serial Friends saja, Netflix harus bersedia membayar sekitar 100 juta dollar AS atau 1,4 triliun ke WarnerMedia. Oleh sebab itu, Netflix harus memproduksi konten orisinal agar bisa bersaing dengan rumah produksi lainnya.