3 Alasan Pertamina Belum Turunkan Harga BBM
Foto: Pertamina
Uzone- Kita pasti iri dong negara tetangga seperti Malaysia sudah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan bermotor hingga termurah Rp4.500 per liter.
Turunnya harga BBM tak lepas dari anjloknya harga minyak dunia. Bahkan sampai ada perusahan minyak yang menggratiskan minyak mentahnya karena permintaan begitu rendah akibat pandemi virus Corona (Covid-19).
Diketahui, harga minyak West Texas intermediate (WTI) sudah minus. Sedangkan minyak jenis Brent dijual USD 27 per barel.
Baca juga: Nissan Magnite LSUV Dijual Seharga Datsun Go
Namun, kenapa ya kok Pertamina belum mengikuti langkah Malaysia dengan menurunkan harga BBM dengan sangat signifikan.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati pun memberikan beberapa alasan ketika Rapat Dengar Pendapat virtual dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (21/4/2020).
1. Wajib beli minyak dari KKKS
Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) wajib membeli minyak dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas yang beroperasi dalam negeri.
Hal itu untuk menekan defisit migas. Saat pembelian BBM dari KKKS, Pertamina tidak mendapat harga yang murah dibandingkan Pertamina melakukan impor.
Kalau Pertamina putuskan impor saja, kata Nicke, KKKS akan berhenti semua.
Menurut Nicke, harga BBM saat ini formulanya ditentukan oleh Kementerian ESDM sebagai pihak dari pemerintah.
2. Pertamina tidak bisa seperti trader
Menurut Nicke, jika perusahaan biasa akan memilih setop operasi kilang dan hulu, dan mengambil opsi impor yang lebih murah.
Namun, sebagai perusahaan BUMN, Pertamina tidak bisa menyetop kilang dan hulu.
Di hulu, beberapa lapangan pengeboran minyak secara faktual berbiaya produksi lebih tinggi dari harga minyak mentah saat ini. Jadi, harga di hulu tidak bisa disesuaikan.
Sehingga, objektifnya, Pertamina harus mengeluarkan biaya lebih mahal dalam mengolah produk, sehingga minyak mentah di dalam negeri lebih mahal dari impor.
Pada bulan Maret, Pertamina membeli crude di harga USD 24 per barel, kini harganya sudah USD 22 per barel.
3. Penjualan BBM Pertamina terpuruk
Kalau normalnya, pendapatan Pertamina 70 persen dari hilir. Dari sisi keuntungan masih disumbangkan oleh sektor hulu sebesar 80 persen.
Namun, saat ini penjualan BBM Pertamina merosot tajam hingga 24 persen.
Nicke mengatakan, jika PSBB diterapkan lebih luas lagi di Indonesia maka penjualan lebih curam lagi.
Berikut daftar harga BBM Pertamina yang dijual di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya:
Pertamax Rp 9.000, sebelumnya Rp 9.200
Pertamax Turbo Rp 9.850, sebelumnya Rp 9.900
Pertamina Dex Rp 10.200, sebelumnya Rp 11.700
Premium Rp 6.450, sebelumnya Rp 6.550
Pertalite Rp 7.650, sebelumnya Rp 7.800
Dexlite Rp 9.500, sebelumnya Rp 10.200
Bio Solar Rp 9.400, sebelumnya Rp 9.300
VIDEO 5 Fakta 10 Mobil Terlaris di Indonesia: