Okky Madasari Baca Puisi Seorang Cina yang Ingin Menjadi Gubernur

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Penulis Okky Madasari terlihat berada di antara kerumunan massa pendukungAhokyang berunjuk rasa di depan Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur. Dia naik ke atas mobil komando dan membacakan sebuah puisi karyanya berjudul “Seorang Cina yang Ingin Menjadi Gubernur”.

"Judul puisinya ‘Seorang Cina yang Ingin Menjadi Gubernur’, saya ciptakan bersamaan dengan perayaan Imlek, Januari lalu," kata Okky Madasari saat ditemui di depan LP Cipinang, Jakarta Timur, Selasa, 9 Mei 2017.

Baca:Ahok Ditahan di Cipinang, Ini Kejanggalan Vonis Penistaan Agama

Okky menuturkan hal ini terinspirasi dari kondisi di mana ada seorang Cina, dalam hal ini Basuki Tjahaja Purnama, ingin mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta. Namun sayangnya dia melihat hal yang dipermasalahkan oleh orang adalah hal yang tidak substansial, seperti etnis dari Ahok.

Oleh karena itu, Okky melihat aksi di depan LP Cipinang malam ini sangatlah penting. Alasannya karena putusan hukum terhadap Ahok sangatlah tak masuk akal. "Hakim dan sistem keadilan bisa ditekan massa dan menjadi alat politik," ujarnya.

Aksi malam ini, kata Okky, merupakan suara dari masyarakat yang menyuarakan keadilan dan peduli akan kebenaran. "Ini wujud kepedulian akan kebenaran dan menunjukkan orang-orang peduli kebenaran," tutur Okky.

Menurut Okky, kondisi di Indonesia saat ini menunjukkan masyarakat masih rapuh, utamanya masih banyaknya intoleransi kepada kebebasan berekspresi seseorang dan penafsiran terhadap pendapat orang. "Ini bahaya."

Baca:Jaksa: Ahok Ditahan Mulai Hari Ini di Rutan Cipinang

Okky menjelaskan hal ini bahaya karena orang lain atas nama kekuatan orang banyak, dan bisa semena-mena mengatakan orang lain salah.

Okky menambahkan, dia sudah berjuang memerangi intoleransi seperti kasusAhokini melalui tulisan-tulisan di novelnya. Dia mengaku pernah mengangkat tema soal Ahmadiyah di novelnya dan itu, menurut dia, bisa mengubah persepsi orang soal Ahmadiyah secara perlahan.

DIKO OKTARA

Berita Terkait: